Kasus Rasisme Boateng Ancam Pergi dari Italia
Kevin-Prince Boateng mempertimbangkan soal masa depannya di Liga Serie A Italia terkait soal kasus rasisme yang terjadi ketika AC Milan melawan tim divisi empat Pro Partia Kamis (3/1) lalu. Boateng yang mendapatkan pelecehan rasial tersebut merasa tidak bisa lagi menolerir apa yang sudah terjadi.
“Ini bukan sesuatu yang bisa hilang dengan sendirinya,” katanya kepada CNN.
“Aku akan membiarkannya dan tidur selama tiga malam berikutnya untuk kemudian duduk dengan agen saya Roger Wittmann minggu depan,” ujar pemain 25 tahun asal Ghana ini.
FIGC (PSSI-nya Italia) sedang menyelediki insiden tersebut dengan mengumumkan mereka akan melakukan penyelidikan. Aksi walk-out Boateng yang diikuti semua pemain AC Milan menuai pujian dan dukungan dari seluruh dunia. Boateng yang marah sempat menendang bola ke arah penonton, menanggalkan kostumnya, dan berlalu pergi meninggalkan lapangan
“Kita harus camkan, apakah sikap itu benar-benar layak untuk Liga Italia?” tegasnya emosional.
Boateng “bangga” bahwa rekan satu timnya mengikutinya untuk ikut serta memboikot pertandingan. Boateng mengungkapkan bahwa nyanyian rasial dimulai sebelum pertandingan dimulai, tapi sampai 26 menit hal tersebut belum berhenti juga, ia merasa itu sudah kelewatan.
“Aku bisa mendengar panggilan monyet pertama setelah lima menit ketika saya memegang bola,” katanya.
“Pada awalnya, saya tidak tidak berfikir apa-apa, tapi kemudian hal itu terjadi berulang-ulang. Saya pergi ke wasit dan mengatakan kepadanya bahwa jika saya mendengarnya lagi, maka saya akan berhenti.”
“Dia mencoba untuk menenangkan saya. Ketika mulai lagi di menit ke-26 dengan panggilan monyet, maka saya berpikir ‘itu saja, cukup, aku pergi’.”
Boateng mengirim pesan bahwa rasisme tidak akan bisa ditoleransi. “Sangat mudah untuk hanya menutup mata, mengambil tindakan itu lebih sulit,” tambahnya.
“Saya akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi di Liga Champions melawan Real Madrid, dan saya akan selalu melakukannya (jika terjadi lagi). Saya marah, sedih, terkejut karena hal seperti ini masih terjadi pada tahun 2013, ini aib, bukan hanya untuk Italia, tapi untuk sepak bola di seluruh dunia,” ujarnya. (dab)