Home » Berita, Jogja » Warga Miskin Bantul Alami Diskriminasi

Warga Miskin Bantul Alami Diskriminasi



Warga miskin di Kabupaten Bantul alami tindakan diskriminasi oleh bank. Dilansir Harjo Jumat (11/1/2013) warga miskin sangat sulit mendapatkan pinjaman modal usaha. Bank lebih memilih meminjamkan modal kepada warga kaya dengan nilai tinggi daripada pada warga miskin dengan nilai rendah.

Hal tersebut dikeluhkan oleh Tim leader konsultan manajemen wilayah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (MP) DIY, Nanang Priyana Kamis (10/1/2013). Dalam rapat koordinasi sinkronisasi program PNPM mandiri perkotaan bersama kepala desa dan forum Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) se-Bantul yang digelar di gedung Parasamya, Nanang menambahkan bahwa diskriminasi yang diterima warga miskin berdampak pada bergantungnya mereka pada rentenir. Sebab, hanya rentenir yang mau meminjamkan uang modal usaha pada warga miskin.

“Hal ini sering kali membuat masyarakat terjerat pada utang kepada renternir. Ujung-ujungnya, masyarakat miskin semakin terjepit dan roda perekonomian sulit berjalan,” paparnya.

Assisten Koordinator Kota Bantul Bidang Managemen Keuangan, Umi Azizah memapaparkan alasan mengapa warga miskin sulit mendapatkan modal. Menurutnya, warga miskin sering tidak mengembalikan pinjaman pada Bank. “Ada sekitar 30 persen kredit macet, karena masyarakat sering menganggap itu pemberian negara,” kilahnya.

Menengahi masalah ini, Kepala Desa Sumbermulyo, Adik Widayani meminta pada BKM agar dapat membantu warga miskin. BKM, katanya, dapat dijadikan solusi selain bank asalkan dijalankan dengan serius dan transparan.

Medio 2012 Bantul tercatat sebagai wilayah dengan penduduk miskin tertingi di Provinsi Jogjakarta. Menurut data BPS tahun 2012, dari 258.294 jumlah kepala keluarga (KK), sebanyak 40.321 KK atau 15.61 persen di antaranya tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin Bantul mencapai 127.479 jiwa dari total jumlah penduduk 848.608 orang.

Facebook Twitter Share on Google+