5 Makanan Khas Bantul
Kabupaten Bantul dikenal sebagai daerah yang menawarkan keindahan alam dan kerajinan tangan. Padahal, Bantul lebih dari sekedar Pantai Parangtritis atau pusat kerajinan tangan lainnya. Bantul juga menawarkan makanan khas yang menggugah selera. Berikut ini adalah lima makanan khas dari Kabupaten Bantul tersebut.
Geplak
Makanan yang terbuat dari kelapa muda, gula jawa dan tepung beras atau tepung beras ketan ini memiliki rasa yang sangat manis. Meski manis, Geplak mengandung nilai gizi tinggi. Menurut penelitian makanan dan gizi oleh Universitas Gadjah Mada, dalam setiap 100 gram Geplak terdapat 74 gram karbohidrat, 14 gram lemak, 10 gram air, 10 gram protein dan 2 gram kalori.
Peyek Tumpuk
Jenis makanan ini tidak sedap dipandang mata. Bentuknya yang tidak beraturan dan berwarna putih juga membikin makanan ini beda dengan peyek kebanyakan. Meski benntuknya tidak enak dilihat, peyek ini akan membikin ketagihan karena rasanya gurih dan renyah.
Nama tumpuk diambil dari nama Mbok Tumpuk yang menemukan panganan ini sejak tahun 1975. Peyek ini memerlukan proses yang panjang dalam membuatnya. Adonan berupa campuran tepung, telur, dan kacang digoreng dua kali hingga memeiliki warna putih.
Warna putih dalam peyek dihasilkan oleh tepung kanji yang dicampur dalam adonan. Campuran lain seperti ketumbar, bawang, kemiri, garam, dan telur membikin peyek tumpuk semakin terasa renyah dan gurih di lidah.
Wedang Uwoh
Minuman berbahan dasar jahe ini hanya bisa ditemui di Imogiri, Kabupaten Bantul, tepatnya di sekitar kawasan makam raja mataram. Sebelum dikenal dengan wedang uwoh, minuman ini sering disebut dengan wedang jahe-cengkeh. Dilansir Jogjatrip.com, wedang uwoh ini konon menjadi minuman keluarga kerajaan. Namun, setelah masyarakat juga meminumnya dengan ditambah beberapa bahan campuran seperti daun cengkeh dan kayu manis, nama wedang uwoh mulai dikenal.
Minuman ini berkhasiat untuk menghyangatkan tubuh dan menyembuhkan masuk angin. Rasanya hampir sama dengan wedang jahe kebanyakan. Meski demikian, perbedaannya terletak pada aroma yang pekat dengan cengkeh dan kayu manis.
Mie Lethek
Mie Lethek juga dikenal dengan nama Mie Bendo. Makanan ini berbahan dasar tepung tapioka dan campuran tepung singkong. Sesuai dengan namanya, Lethek, yang berarti sampah, mie ini terlihat butek dan keruh. Warna gelap yang dihasilkannya dikarenakan pengolahannya yang menggunakan cara tradisional.
Meski tidak memiliki penampakan menarik, Mie Lethek mempunyai rasa yang nikmat. Mie biasa diolah rebus atau goreng. Olahan rebus memiliki rasa pedas yang menyegarkan. Olahan ini semakin nikmat dengan bahan pelengkap seperti suwiran ayam, seledri, bawang goreng, dan telur rebus. Sedangkan olahan goreng memiliki rasa manis yang dihasilkan dari bahan-bahan seperti kecap dan kemiri.
Sate Klatak
Sate Klatak berbahan dasar daging kambing. Namun, sate jenis ini berbeda dengan sate kambing kebanyakan. Jika sate yang lainnya dimasak dengan bumbu yang beragam, sate klatak hanya dimasak dengan satu bumbu : garam. Dilansir Jogjatrip.com, tusuk Sate Klatak terbuat dari jeruji besi. Tusuk dari jeruji besi ini digunakan karena besi merupakan penghantar panas yang baik sehingga irisan daging sate yang berukuran besar bisa matang dengan sempurna di bagian dalamnya.
Sate Klatak. Banyak ditemui di sekitar Pasar Jejeran dan sepanjang Jalan Imogiri Barat. Umumnya satu porsi berisi dua tusuk sate dengan daging yang lumayan besar. Sate Klatak yang sudah matang biasa disajikan dengan irisan tomat, mentimun, kol, dan kuah kari.