Home » Gaya Hidup » 7 Penyakit Ini Kerap Menyerang Bayi

7 Penyakit Ini Kerap Menyerang Bayi



Setiap pasangan yang baru memiliki bayi harus selalu waspada. Sebab, dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, bayi akan rentan terkena penyakit. Meski sudah diberi imunisasi, bukan berarti para orang tua bisa santai. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh baru terbangun sempurna ketika anak berusia lima tahun.

Berikut ini adalah tujuh penyakit yang harus diwaspadai karena sering menyerang bayi.

Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi pernapasan karena penuhnya paru-paru oleh cairan dan nanah. Penyakit ini dapat membikin bayi bernapas dan kekurangan asupan oksigen. Dilansir Intisari, Penyebab penyakit ini adalah jamur, bakteri, dan virus yang menular lewat bersin, batuk, serta melalui darah dari ibu ke anak karena proses kelahiran.

Dilansir Livestrong,Pneumonia memiliki gejala mudah rewel, sakit perut dan rendahnya nafsu makan, sulit bernapas, dan batuk mendengkur. Untuk itu, segerakanlah periksakan bayi ke Dokter. Sebab, penyakit ini membutuhkan penanganan medis yang cepat dari dokter.

Polio

Polio ditimbulkan oleh virus yang menyerang sumsum tulang belakang dan otak. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan pada bayi. Polio menular melalui kontak dengan lendir, liur, atau feses dari orang yang terinfeksi.

Dilansir Children Clinic, vaksinasi dilakukan saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.

Campak

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Virus menyebar melalui udara ketika seseorang batuk atau bersin. Bayi di bawah satu tahun rentan terkena penyakit ini. Dilansir detik, penelitian dari 207 perempuan sehat dan bayinya di lima rumah sakit Belgia pada tahun 2006, penyakit ini bisa menyerang bayi berusia 2-3 bulan. Jika campak ini menyerang anak di bawah usia 1 tahun, maka dokter harus memberikan suntikan imunitas dalam waktu lima hari.

Tuberkulosis

Penyakit ini menular melalui Ibu. Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang diidap ibu selama kehamilan ternyata menular kepada bayi. Dilansir situs kesehatan resep.web.id, untuk menghindari serangan TBC pada bayi disarankan kepada ibu-ibu yang sedang hamil untuk selalu rutin memeriksakan kandungannya. Sangat disarankan kepada ibu yang positif tuberkoslosis untuk mengikuti tes tuberculin

Batuk Rejan

Penyakit ini menyerang saluran pernafasan dan menular melalui udara. Dilansir Tabloid Ayah Bunda,batuk rejan kerap menyerang bayi perempuan. Bayi yang terkena penyakit ini memiliki ciri batuk terus-menerus diselingi tarikan nafas panjang yang diakhiri dengan muntah.

Bayi yang menderita batuk rejan dengan masa inkubasi antara 6-20 hari dengan rata-rata 7 hari, harus segera dibawa ke dokter. Namun cara terbaik mengatasi penyakit ini adalah imunisasi. Vaksinasi ini diberikan bersama-sama dengan vaksin difteri dan tetanus. Oleh karena itu, imunisasi yang diberikan saat bayi 2 bulan adalah DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)

Tetanus

Penyakit ini biasa menyerang bayi yang berusia di bawah 28 hari. Tetanus disebabkan oleh bakteri closiridium tetani, yang menyebar melalui lingkungan sekitar. Misalnya saja lingkungan bersanitasi buruk. Penyakit ini juga bisa menular melalui alat pemotong pusar yang tidak steril.

Bayi yang terserang tetanus memiliki gejala kesulitan membuka mulut dan kejang-kejang beberapa hari setelah dilahirkan. Dilansir imunisasi.net Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian vaksinasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi tetanus terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, dengan vaksin TT (Tetanus Toxoid). Dianjurkan imunisasi tetanus setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst. Wanita hamil sebaiknya mendapat imunisasi tetanus dan melahirkan di tempat bersih dan steril.

Difteri

Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Penyakit ini menyerang saluran napas bagian atas dengan gejala demam tinggi, pembengkakan amandel, dan terlihat selaput putih kotor yang semakin membesar dan dapat menutup jalan napas. Penularan bakteri difteri umumnya melalui udara ketika ada orang yang batuk atau bersin. Selain itu, bakteri difteri dapat menular melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

Difteri bisa dicegah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Dilansir imunisasi.net efek samping imunisasi DPT yang mungkin timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit. Cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas.

Facebook Twitter Share on Google+