Sleman : 95 % Fasilitas Umum Tidak Tahan Gempa
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Urip Bahagia, mengungkapkan bahwa 95 persen fasilitas umum di Sleman tidak tahan gempa. Keadaan ini membuatnya mewacanakan sertifikasi bangunan tahan gempa di fasilitas umum seperti mall, pertokoan, perkantoran, hingga sekolah.
“Kami banyak belajar dari kejadian gempa 2006 di Bantul, di mana sebagian besar korban meninggal karena tertindih bangunan yang roboh,” ujar Urip.
Urip merencanakan akan menunjuk tim khusus kegempaan untuk memeriksa bangunan. Tim itu, katanya, akan memeriksa tulang bangunan, konstruksi bangunan, kelayakan, hingga penunjang keselamatan. Sedangkan untuk bangunan yang sudah tua akan direnovasi hingga memiliki kondisi fisik yang tahan gempa.
Meski berencana melakukan sertifikasi, Urip mengaku belum bisa menargetkannya dalam waktu dekat. Besarnya biaya disebut menjadi kendala utama. “Kami tidak bisa menarget pemerataan sertifikasi ini juga karena rendahnya kesadaran masyarakat akan sigap bencana gempa,” ujarnya dikutip Harjo, Selasa (22/12013).
Sertifikasi bangunan ini mendapat dukungan dari pakar bencana gempa bumi BNPB, Prof. Sarwidi. Menurutnya, daerah Sleman merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Dua di antaranya adalah wilayah Kalasan dan wilayah yang dekat dengan gunung Merapi.
“Jika bangunan tidak kuat, maka ketika gempa bangunan akan roboh dan menimbulkan korban jiwa,”ujarnya.