Ingin Ada Aktivitas Bersepeda Di Jogja, Lahirlah JLFR
Berawal dari berkumpulnya sekitar 50-an pengguna sepeda di titik nol kilometer, lalu tercetuslah Jogja Last Friday Ride (JLFR). “JLFR awalnya ingin agar aktivitas bersepeda secara bersama dan rutin itu ada di Jogja,” ujar Theo Hendra Aditya salah seorang pesepeda yang bergiat di JLFR.
“Beberapa teman-teman di JLFR beranggapan bahwa pemerintah saat ini kurang memfasilitasi kegiatan bersepeda. Pemerintah masih menganggap bahwa aktivitas JLFR ini masih sekedar hobi bukan sebagai sebuah aktifitas sosial yang akan turut membantu dunia pariwisata Jogja,” tambah Theo.
Menurut Theo, aktifitas JLFR ini rata-rata diikuti oleh sebagian besar anak muda. Ke depan akan banyak anak-anak muda Jogja yang akan menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utamanya.
“JLFR sendiri mempunyai impian bahwa setelah JLFR orang-orang bisa sadar bahwa bersepeda tidak harus hanya hari Jumat saja. Mereka bisa melakukannya setiap hari tanpa perlu menunggu ada momen untuk bersepeda bersama,” sambung mahasiswa jurusan pertelevisian ISI tersebut.
April ini, JLFR sudah memasuki tahun ketiga. Peringatan tiga tahun JLFR yang bertepatan pada tanggal 24 April 2013 ini berlangsung meriah. Perayaan tiga tahun JLFR tersebut diikuti oleh ribuan pengendara sepeda bahkan beberapa diantaranya berasal dari Klaten, Solo, Bandung dan Bogor.
Berita Terkait
- Birokrasi Bikin Perbaikan Ruang Tunggu Sepeda Tertunda
- Massa Jokowi dan Prabowo Bentrok Lima Kali Sehari di Jogja
- Pakar Ekonomi: Soal Pengelolaan SDA, Jokowi dan Prabowo Pengecut
- Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Perusakan Bangunan Ibadah di Pangukan
- Sebut Prabowo Sabdo Pandito Ratu, Tim Pemenangan Sindir JK?