Home » Jogjapedia » Sejarah Warga Tionghoa di Jogja (Bagian Pertama)

Sejarah Warga Tionghoa di Jogja (Bagian Pertama)



Istimewa

Tahun 1800an, orang-orang Tionghoa mulai masuk ke Jogjakarta. Umumnya masyarakat Tionghoa mendiami daerah pesisir. Mereka banyak berasal dari Tiongkok Tenggara. Arus ekonomi yang membawa mereka ke pesisir Jogjakarta dengan menggunakan junjung.

Dalam Kota Yogyakarta Tempo Doloe, Abdurachman Surjomiharjo menuliskan bahwa dipilihnya daerah pesisir bukan tanpa kebetulan. Belanda,yang pada waktu itu mengeksplorasi pertanian dan perkebunan belum menjamah sektor perikanan Jogja. Hal ini yang membikin mereka menempati daerah pesisir untuk mengembangkan perekonomian perikanan.

Namun, Belanda yang bekerja dengan sistematik, yaitu mengelola pertanian, perkebunan, perhutanan, lalu baru kemudian pesisir menarik masyarakat Tiongoa ke daerah pedalaman. Tahun 1860, Belanda mulai mempekerjakan mereka sebagai buruh perkebunan.

Pada tahun tersebut tercatat jumlah penduduk Tiongoa di Pulau Jawa sebesar 150.000 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Tionghoa di Jogja pada 1905 sebesar 4.200 jiwa dan meningkat menjadi 7.200 pada 1920.

Gempa tahun 1867 mengubah nasib penduduk Tionghoa di Jogjakarta. Banyaknya anggota keraton dan Belanda yang kehilangan rumah dan harta membikin mereka menjadi penduduk kaya yang melebihi anggota kerajaan dan Belanda. Sebab, selain rajin menabung, jumlah korban dan kerugian harta mereka sedikit.

Facebook Twitter Share on Google+