Home » Jogja » Surat Pembaca: Surat Terbuka Untuk Panitia Kejurda PDBI Jogjakarta

Surat Pembaca: Surat Terbuka Untuk Panitia Kejurda PDBI Jogjakarta



Tanggal 19 Mei 2013 lalu digelar kejuaraan drum band tingkat Provinsi. Kejuaraan itu diselenggarakan oleh Pengurus Provinsi Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Jogjakarta. Bertempat di Stadion Mandala Krida, acara sangat meriah karena diikuti oleh peserta dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se-Jogjakarta. Acara tersebut semakin meriah karena digelar bertepatan dengan event Suzuki Mega Camp yang sekaligus menjadi sponsor utama kejuaraan itu.

Kejurda tersebut membagi peserta menjadi dua klasemen yakni Junior untuk satuan SD, dan Senior untuk satuan SMP dan SMA/SMK. Lomba yang digelar adalah Lomba Berbaris Jarak Pendek (LBJP), Lomba Baris Berbaris (LBB), dan Lomba Unjuk Gelar (LUG). Semua perlombaan berlangsung dengan lancar.

Namun ada beberapa hal yang menggelitik. Pada saat pengumuman hasil lomba, apa yang saya khawatirkan terjadi: hasil penilaian karut-marut. Sejak Technical Meeting (TM) 2 yang dilaksanakan H-2 perlombaan, saya bertanya kepada salah satu panitia terkait juri yang dipakai pada perlombaan ini. Panitia menjawab dari Gunung Kidul. Mendengar jawaban itu, terbesit dalam benak saya tentang kredibilitas juri-juri yang nantinya akan dipakai.

Saya menyoroti tentang mata lomba LUG. Dari hasil penilaian juri, semuanya menimbulkan pertanyaan. Kenapa unit A bisa menang, kenapa unit B bisa kalah, dan lain sebagainya. Tidak hanya dari kalangan pelatih, peserta (dalam hal ini anak didik saya), orang tua, dan guru pendamping bertanya-tanya. Sebab, mereka awam seputar dunia drum band. Sekedar informasi saja mengenai aspek teknik permainan. Orang awam pun bisa menilai bahwa teknik yang dipakai unit saya dengan teknik yang dipakai oleh unit yang dinobatkan sebagai Juara itu sangat jauh.

Tingkat kerumitan teknik di unit saya itu sangat tinggi. Bisa dikatakan menyamai teknik yang kerap dipakai universitas dan itu berhasil dimainkan dengan baik. Belum lagi aransemen yang dimainkan, display yang dinamis, dan masih banyak lagi penilaian yang menimbulkan pertanyaan. Akhirnya setelah hasil lomba diumumkan, banyak pelatih yang meminta kelejasan dari panitia atau juri. Namun hanya ditanggapi sedikit. Mereka lalu minta mediasi yang melibatkan panitia, juri, dan peserta. Akan tetapi sampai saya menulis surat terbuka ini belum ada kabar lagi mengenai hal ini.

Kenapa bisa begini? Apa karena faktor alat yang dipakai? Apakah juri terpukau dengan kelengkapan alat?. Kalau masalahnya adalah peralatan, hal ini sudah disepakati dalam TM 2 yang menjelaskan bahwa unit yang memakai alat lengkap punya peluang yang sama dengan peserta lain. Namun, di lapangan berkata lain. Tentu ini sangat disayangkan sebab Lomba tingkat provinsi memakai juri yang kredibilitasnya masih diragukan.

Saya berharap agar kedepannya baik panitia ataupun Juri yang dipakai itu sudah profesional dan memiliki kredibilitas tinggi. Sebab, panitia bertanggung jawab terhadap jalannya perlombaan. Juri bertanggung jawab terhadap hasil lomba yang juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak

Niko Bimo Sulistyo (Pelatih Marching Band Berlian Suara SD Negeri 4 Bendungan, Kulon Progo)

Facebook Twitter Share on Google+