Home » Jogjapedia » Selokan Mataram Dulunya Bernama Kanal Yoshiro

Selokan Mataram Dulunya Bernama Kanal Yoshiro



istimewa

Maret 1942 Jepang masuk ke Jogjakarta. Awalnya masyarakat Jogjakarta senang dengan kedatangan Jepang. Sebab, ketika mulai memasuki Kota Jogja, Jepang mengibarkan bendera propaganda kemerdekaan bagi masyarakat. Di depan masyarakat, aksi propaganda diteruskan dengan membunuh tentara dan para petinggi Belanda yang ada di kota.

Namun, sama seperti tempat jajahan lain, tujuan menjadikan rakyat Jogja Romusha tercium oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Sultan, lalu melakukan negosiasi dengan Jepang soal Romusha. Tawaran yang diajukan Sultan pada waktu itu adalah meyakinkan Jepang dengan membangun sistem perairan yang akan berguna untuk sistem pertahanan dan sumber air Jepang dalam perang. Padahal, pembangunan itu bertujuan untuk menyatukan dua sungai, yang menurut legenda Sunan Kalijaga akan mendatangkan kemakmuran.

Setuju dengan tawaran Sultan, Jepang lbersama Sultan memerintahkan rakyat membangun selokan dengan panjang 31,2 kilometer yang menghubungkan Kali Opak dengan Kali Progo. Selesai dibangun, Jepang menamainya dengan Kanal Yoshiro. Nama ini diambil dari tokoh Simazu Yoshiro, yaitu seorang jenderal perang klan Shimazu di masa Sengoku.

Jenderal Yoshiro, dikenal bangsa Jepang karena mengaahkan 3000 pasukan Ito Yoshisuke dengan 300 pasukannya dalam perang Kizakihara tahun 1572. Penamaan ini menyimbolkan bahwa kanal yang berhulu di Magelang tersebut memiliki peran besar peperangan meski luas badan kanal tersebut kecil. Sama seperti Yoshiro yang menang melawan Ito meski kalah jumlah pasukan.

Pasca kepergian Jepang, Sultan mengganti nama Yoshiro dengan Selokan Mataram. Penggantian ini dilakukan untuk pengingat bahwa Jepang tidak lagi berkuasa. Selain itu juga untuk menebalkan identitas Keraton.

Facebook Twitter Share on Google+