Pro dan Kontra McDonald’s Masuk Vietnam
Kabar masuknya McDonald’s di Vietnam ternyata menimbulkan pro dan kontra. Terlebih lagi hal ini memicu perdebatan masalah kesehatan. Kritik mengatakan McDonald’s akan meningkatkan obesitas.
Pendapat kurang setuju dengan hadirnya McDonald’s di Vietnam muncul dari Mai Truong Giang, seorang pengelola jaringan toko kopi dan roti di Vietnam. Dirinya mengaku akan ikut membeli McDonald’s tapi seperlunya saja. “Saya pikir makan sebulan sekali masih bisa diterima. Tapi saya tidak terlalu suka makanan siap saji. Vietnam punya banyak jenis makanan lokal yang lezat,” ujar Mai Truong.
Truong menambahkan, makanan cepat saji adalah makanan yang tidak sehat. Dengan demikian Truong tidak akan membawa saudaranya ke sana. Terlebih lagi dirinya lebih suka dan selalu makan makanan Vietnam karena lebih sehat.
Namun ada juga pihak yang menantikan kedatangan McDonald’s di Vietnam. Salah satunya adalah Mai, seorang pengusaha kopi dan roti. Dirinya mengaku telah lama menunggu McDonald’s masuk ke negaranya. “Akan ada lebih banyak kesempatan, seperti pekerjaan paruh bagu kaum muda yang masih sekolah. Orang-orang yang tidak punya kesempatan pergi ke luar negeri tetap bisa menikmati McDonald’s, KFC, atau Burger King di Vietnam,” ungkap Mai.
Senada dengan Mai, Diana Goeviea, seorang turis Portugis, mengaku senang dengan kedatangan McDonald’s di Vietnam. “Saya tidak pernah pergi ke Starbucks di tempat kami tinggal, Dublin atau juga ke McDonald’s. Tapi ketika anda berada di tempat yang semuanya begitu asing bagi anda, anda akan mendambakan rasa nyaman. Sesuatu yang mungin tidak anda sukai di tempat tinggal anda,” pungkas Diana.
Lien Hoang
Asia Calling/ Ho Chi Minh City, Vietnam
July 2013
Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program berita radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling di www.portalkbr.com/asiacalling.