Home » Berita, Jogja » Hary Tanoe Terkesan dengan Daya Kritis Intelektual Muda Jogja

Hary Tanoe Terkesan dengan Daya Kritis Intelektual Muda Jogja



Dok.Kompas

Jogjakarta sebagai daerah keistimewaan selalu memberikan kesan pada setiap orang yang berkunjung. Tak terkecuali Hary Tanoesoedibjo, bos besar MNC Grup yang dikenal menguasai media di tanah air. Keistimewaan Jogjakarta baginya bukan sekedar pada aspek historis atau budaya adiluhung, tapi juga pada kekritisan pemuda, pelajar dan mahasiswa di Jogjakarta.

Bagi Hary, kekritisan ini yang membuat Jogjakarta selalu istimewa. Hal tersebut tidak terlepas dari Jogjakarta yang selalu menjadi pilihan pemuda dari pelosok negeri untuk melanjutkan pendidikan.“Saya terkesan dengan Jogja karena kekritisan mahasiswanya dan juga prestasi pelajarnya,” ujar Hary saat ditemui beritajogja.co.id, Kamis (29/8) di Hotel Saphir.

Jogja sebagai kota pendidikan dan pelajar memang membawa daya tarik sendiri bagi pemilik akun twitter @Hary_Tanoe ini. Pasalnya bagi Hary pendidikan merupakan pondasi untuk membangun bangsa Indonesia menjadi besar dan mandiri. “Pendidikan itu hal penting, karena itu Jogjakarta sebagai kota pendidikan harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru bagi Indonesia di kemudian hari,” kata pria kelahiran 26 September 1965 ini.

Ia melanjutkan, hanya dengan pendidikan yang berkualitaslah bangsa Indonesia akan melahirkan kader-kader bangsa yang mumpuni untuk menghadapi persaingan global. Ia pun turut prihatin dengan kondisi pemimpin bangsa yang tidak memiliki visi dan hanya melakukan tambal sulam terhadap permasalahan melanda bangsa ini.

“Kalau tambal sulam begitu, mana bisa masalah selesai. Kita harus punya visi pembangunan yang jelas, dalam jangka waktu sepuluh tahun, dua puluh tahun, kita punya gambaran Indonesia itu akan menjadi seperti apa, ini tidak ada yang seperti itu,” keluhnya.

Terlebih lagi disaat kondisi ekonomi Indonesia yang kini cukup rentan terhadap kritis karena melemahnya nilai tukar rupiah membuatnya semakin prihatin akan kondisi perekonomian bangsa. Ia mempredikasikan jika kondisi ini terjadi dalam cukup waktu yang lama, Indonesia akan kembali mengalami krisis seperti tahun 1997.

Keprihatinan dengan kondisi bangsa Indonesia ini pula yang akhirnya mendorong Hary terjun dalam dunia sosial dan politik. Ia pun mendirikan ormas dan terjun langsung ke partai dengan mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2014 mendatang.

“Keprihatinan ini yang salah satunya membuat saya terjun ke dunia sosial dan politik, karena perlu disadari bahwa untuk melakukan perubahan tidak cukup dengan media. Saya sudah lakukan dengan media, tapi itu tidak memberikan dampak serta perubahan yang berarti. Lalu pilihannya untuk melakukan perubahan, ya dengan terjun ke politik,” jelas lelaki asal Surabaya ini.

Meski demikian, ia tidak berambisi untuk menang dalam pemilu mendatang. Ia berharap kehadirannya di kancah politik bisa memberikan perubahan yang berarti bagi bangsa ini. Ia berharap generasi-generasi muda bisa turut berpartisipasi dalam melakukan perubahan, tidak harus terjun ke politik, tapi dengan sumbang gagasan dan pemikiran.

“Saya selalu terbuka dalam berdiskusi, khususnya dengan teman-teman mahasiswa dan anak-anak muda. Pikiran mereka itu kritis dan itu adalah modal besar untuk melakukan perubahan,” tegas Hary.

Facebook Twitter Share on Google+