Home » Jogja Kita » Geng Sekolah: Ekstrakurikuler Belum Mampu Pindahkan Hasrat Destruktif Pelajar

Geng Sekolah: Ekstrakurikuler Belum Mampu Pindahkan Hasrat Destruktif Pelajar



Dok.Hjernik

Maraknya tawuran antar geng pelajar di Jogja beberapa waktu yang lalu membuat seluruh pihak berbenah. Tidak terkecuali Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Jogjakarta. Dengan memadukan nilai-niai keagamaan dengan pendidikan karakter, Depdiknas ingin membenahi mindset cara didik terhadap pelajar selama ini.

Melalui Pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi Drs. R. Kadarmanto Baskara Aji menyampaikan permasalah tawuran di kalangan peajar ini melibatkan beberapa pihak seperti keluarga, sekolah, serta lingkungan sekitar. “Semua pihak memiliki pengaruh terhadap pembentukan watak dan sikap pelajar.” Ungkapnya pada pada Beritajogja.co.id, Rabu (4/9)

Permasalahan lain yang membelit para pelajar ini, seperti yang diungkapkan Baskara Aji ialah kurangnya ketersediaan ruang-ruang guna mengekspresikan jiwa muda mereka. Seperti yang telah diketahui keberadaan ekstrakurikuler di sekolahan-sekolahan pada umumnya belum mampu menanggulangi hasrat destruktif remaja yang terkadang muncul.

“Jika memang anak-anak sukanya berkelahi, ya harus disediakan ekstrakurikuler pencak sila, gulat atau pun tinju. Semuanya dikembalikan kepada sekolah masing-masing.” ujarnya seraya berkelakar.

Baskra Aji juga menambahkan dengan penerapan kurikulum 2013 bisa menjadi langkah solutif bagi permasalah sosial ini. Para siswa nantinya akan diajak untuk lebih sering bertatap muka dengan masyarakat, dan memahami secara langsung problemantika yang terjadi di sana.

Pengurangan jumlah mata pelajaran dalam kurikulum yang baru ini juga diharapkan dapat mengurangi beban para pelajar sehingga tidak melarikan diri pada hal-hal yang negatif.

Dinas Pendidikan provinsi sendiri sebenarnya telah memiliki Balai Pemuda Olahraga (BPO) yang berfungsi untuk memfasilitasi pelbagai macam kebutuhan pelajar seperti paskibraka dan penelitian. Selain itu mereka juga telah menjalin kerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM dalam rangka menggalakkan program Sekolah Sejahtera.

Program yang dimaksud bertujuan untuk menghilangkan segala macam bentuk kekerasan fisik maupun psikis seperti bullying atau vandalisme. Lewat diklat yang diberikan kepada para guru, diharapkan mampu menjadi modal awal untuk ditanamkan pada para pelajar.

Meski demikian, tidak ada jaminan tawuran di kalangan pelajar benar-benar tidak akan terulang kembali. “Saya tidak berani menjamin, segala sesuatunya tidak ada yang instan.” pungkasnya.

Facebook Twitter Share on Google+