Lima Binatang Perlambang Sifat Sultan
Tak banyak yang tahu bahwa di dalam Keraton Jogja ada lima binatang yang dijadikan simbol. Beberapa binatang tersebut juga dijadikan simbol dari beberapa sifat yang harus dimiliki raja. Bahkan binatang-binatang tersebut direplika dari emas dan dijadikan sebagai salah satu pelengkap dalam sebuah upacara di Keraton. Berikut ini adalah lima binatang yang dijadikan penggambaran sifat-sifat yang harus dimiliki oleh Sultan Jogja dalam memimpin negara dan rakyatnya:
Pertama, angsa atau dalam bahasa Jawa disebut Banyak. Angsa merupakan salah satu penggambaran sifat yang harus dimiliki oleh Sultan. Angsa simbol sifat kelurusan, kejujuran, kesiapsiagaan, dan ketajaman.
Kedua, kijang atau dalam bahasa Jawa disebut Dhalang. Kijang digambarkan sebagai perwakilan dari sifat Sultan yang menyimbolkan kecerdasan dan ketangkasan.
Ketiga, ayam jantan atau dalam bahasa Jawa disebut Sawung. Ayam Jantan dianggap sebagai simbol dari sifat kejantanan dan rasa tanggung jawab.
Keempat, burung merak jantan atau dalam bahasa Jawa disebut Galing. Burung merak jantan dianggap mewakili sifat kemuliaan, keagungan dan keindahan.
Terakhir, raja ular naga atau dalam bahasa Jawa disebut dengan Hardawalika. Ular naga merupakan binatang mitos yang hingga kini belum bisa dibuktikan keberadaannya. Ular naga dianggap sebagai penggambaran sifat kuat yang harus dimiliki oleh seorang Sultan.
Kelima perwujudan binatang yang melambangkan sifat yang harus dimiliki Sultan ini merupakan sebuah kesatuan yang bernama Regalia. Seperangkat Regalia ini dinamakan Kanjeng Kyai Upacara. Seperangkat Regalia ini terbuat dari emas. Biasanya, jika digunakan untuk sebuah upacara, seperangkat Regalia harus dibawakan oleh 10 orang gadis perawan.
Selain perwujudan lima binatang tersebut, di dalam Regalia masih ada lima benda lagi yang dijadikan penggambaran sifat Sultan. Kelima benda tersebut adalah kotak penyimpanan uang (kutuk), kotak sapu tangan (kacumas), lampu minyak (kandhil) dan tempat sirih, rokok dan tempat meludah.