Home » Gaya Hidup, Tempat Nongkrong » Asyiknya Ngopi di Lidah Ibu

Asyiknya Ngopi di Lidah Ibu



Kopi Lidah Ibu (Foto: Indra P)

Jogjakarta punya banyak tempat nongkrong . Salah satu tempat nongkrong favorit di Jogja adalah warung kopi. Lidah Ibu, adalah salah satu dari sekian banyak warung kopi di Jogja yang asyik untuk dikunjungi.

Kalau kamu tengah jalan sore atau malam di sekitar Gejayan, tidak ada salahnya mampir ke warung kopi yang terletak di Jalan STM Pembangunan, Gang Surya No.9 D ini. Di sana kamu bakal menjumpai sajian kopi dan makanan dengan nama-nama yang barangkali tidak pernah kamu dengar sebelumnya. Misalnya kopi pelaut, kopi kapal tangker, kopi lidah ibu, cincin india, dan lain sebagainya. Rasanya unik dan enak. Yang paling penting, harganya terjangkau.

Warung kopi Lidah Ibu bakal memanjakan kamu yang hobi baca. Banyak terdapat buku bacaan di sana. Mulai komik, novel grafis, sampai buku-buku teori yang mungkin berguna untuk menggarap skripsi, tugas sekolah, atau kuliah. Buku-buku itu tidak hanya disusun di rak, tapi juga diletakan di hampir tiap meja. Nongrong di sana memang beda. Bisa nyruput kopi enak, juga dapat bacaan bermutu.

Warkop Lidah Ibu lumayan luas. Kamu bisa pilih tempat di dalam atau di luar ruangan. Ada dua meja panjang dengan kursi lincak di luar ruangan tepat di sebelah kanan dan kiri pintu masuk warkop. Di sisi sebelah kiri, terdapat tempat lesehan dengan alas bambu. Di dalam warkop juga terdapat satu meja panjang dengan lincak. Lalu disusun pula dua buah meja kecil dan kursi serta dua tempat lesehan yang sangat luas. Di samping kasir dekat meja lesehan itu terdapat lima buah rak buku dengan kategori buku di masing-masing rak. Rak pertama tersusun novel, rak kedua komik, rak ketiga buku-buku linguistik, rak keempat tersusun buku-buku lepas, dan rak terakhir berisikan majalah.

Kursi lesehan besar di ruangan dalam Warung kopi Lidah Ibu. (Foto: Cahyo PE)

Di lantai dua terdapat lesehan yang jauh lebih luas daripada di bawah. Barangkali muat hingga 10-15 orang. Asyiknya, manajemen tidak menarik biaya buat pengunjung yang mau pesan lesehan ini untuk acara tertentu. Jadi buat kamu yang ingin bikin acara di Lidah Ibu tapi minim budget, jangan pikir dua kali buat ke Lidah Ibu.

Tata letak meja dan kursi di Lidah Ibu memang didesain untuk nongkrong dan ngobrol. Terlebih dengan adanya banyak buku menarik di rak atau meja bakal memantik kamu untuk membaca atau mendiskusikan isi buku bareng teman atau pacar. Buat yang doyang ngegame, Lidah Ibu juga meminjamkan banyak permainan seru. Ada kartu UNO, ular tangga, halma, monopoli, dan lain sebagainya. Jadi ini warkop memang recommended banget buat kamu yang hobi nongkrong, ngobrol, sambil ngenet atau ngegame.

Dari Majalah ke Warung Kopi

Sebenarnya, dari mana sih nama Lidah Ibu ini?. Senin (16/9) malam, beritajogja.co.id berkesempatan ketemu sama majajer warkop ini. Namanya Wahyu Ginting. Menurut keterangannya, nama Lidah Ibu diambil dari nama majalah bahasa. Tahun 2008, Wahyu bersama teman seangkatan di jurusan Sastra Inggris Sanata Dharma bikin majalah bahasa. Majalah itu dinamai Lidah Ibu. Ternyata Lidah Ibu itu akronim dari linguistik berfaedah dan hiburan. Mereka rutin menerbitkan majalah memakai uang sendiri. Hingga akhirnya Wahyu dan kawan-kawan komunitas memutuskan bikin badan usaha untuk mendanai penerbitan majalah.

“Kebetulan ada seorang teman. Adik kelas saya, yang bersedia menjadi pemodal. Ditambah lagi ada seorang anggota komunitas kami yang menggelontorkan dana. Jadi imbang ya, ada pemodal dari luar komunitas satnya lagi dari dalam,” kenang Wahyu.

Setelah berembuk, mereka sepakat untuk bikin Warung kopi. Sebab, cerita wahyu, mereka melihat budaya nongkrong dan ngobrol mahasiswa di Jogja cukup tinggi. Mahasiswa di Jogja betah nongkrong berjam-jam sambil diskusi atau melakukan aktifitas lainnya. Hal itu pula yang melahirkan ide konsep awal warung kopi Lidah Ibu. Tidak hanya sebagai tempat ngopi, namun juga membudayakan literasi.

Facebook Twitter Share on Google+