UGM Punya Pesawat Tanpa Awak
Setelah dua tahun melakukan riset dan pengembangan, Tim FORCE (Flying Object Research Center) Teknik mesin UGM, akhirnya menyelesaikan proyek pesawat tanpa awak generasi ketiga UABV Camar Biru. Dr. Gesang Nugroho, pembimbing tim FORCE menjelaskan Pesawat tanpa awak ini dirancang untuk pemantauan lapangan.
“Pesawat ini bisa digunakan untuk membantu live video daerah bencana, pemantauan lalu lintas, pencarian korban dan memantau daerah perbatasan,” jelasnya.
Pesawat Camar Biru ini berukuran panjang 120 cm, tinggi 30cm,wing-span 200 cm, dan berat 4 kg. Dengan komposisi itu Camar Biru ini mampu terbang selama 15 menit dengan ketinggian maksimal 600 meter dari tanah. “selama ini kami terbang hanya sampai ketinggian , karena kalau lebih dari itu harus minta izin dulu,” kata Gesang.
Kelebihan dari pesawat ini diantaranya sudah dapat terbang secara auto, mampu menampilkan video secara langsung, mampu dropping payload pada lokasi tertentu, dan menghasilkan peta udara dari mosaik foto. “Keunggulan pesawat ini yang menonjol dapat diterbangkan autopilot sejauh8 km, namun untuk take off dan pendaratan masih manual,” ujarnya.
Berita Terkait
- Demo Mahasiswa Papua Di Jogja Ricuh, TNI: Mereka Bukan Musuh Negara
- KOMBAT 2014, Kompetisi "Mengejar" Roket Negara Asing
- PP Aborsi Dibuat untuk Menyelamatkan Perempuan?
- Kapolda Jogjakarta: Timses dan Simpatisan Dilarang Konvoi
- Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Perusakan Bangunan Ibadah di Pangukan