Guru Besar UGM: Air Bisa Mengembalikan Kejayaan Asia Tenggara
Guru besar UGM, Bambang Purwanto, menyebutkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara bisa memperoleh kejayannya kembali. Hal tersebut diungkapkannya dalam International Conference On Constructing Southeast Asia (COCONSEA) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM Rabu (23/10) siang.
Dalam materi yang disampaikannya, Bambang memaparkan kondisi Asia Tenggara yang seolah tanpa identitas. Sehubungan dengan itu, ia mencontohkan sebutan-sebuatan yang biasanya dipakai untuk merujuk Asia Tenggara. Salah satunya, Negeri di Bawah Angin sebagaimana disebut oleh Anthony Reid.
Selanjutnya, Bambang mengemukakan argumentasinya bahwa Asia Tenggara bukan tidak memiliki identitas ataupun peradaban. Peradaban Asia Tenggara sejatinya adalah Peradaban Pesisir bukan peradaban Cina ataupun India.
Bambang menekankan tentang peradaban Pesisir sebagai kunci untuk menyatukan Asia Tenggara, bahkan mengembalikan kejayaannya. “Hanya kalau kita kembali mengontrol air maka kita akan bisa mengembalikan kejayaan kita.”
Untuk menguatkan argumentasinya itu, ia kembali mencontohkan kerajaan Sriwijaya yang besar karena kemampuannya mengatur air. “Rajanya disebut sebagai raja gunung dan laut. Air bukan hanya lautan melainkan juga sungai dan sumber air lainnya.” Pungkas Bambang.
COCONSEA sendiri merupakan langkah awal dari cita-cita terbentuknya masyarakat ASEAN pada tahun 2015 mendatang dalam mewujudkan komitmen secara politis dan terintegrasi secara ekonomi guna merespon berbagai tantangan di masa depan.