Pawiwahan Agung: GKR. Hayu dan KPH. Notonegoro Sapa Masyarakat
Senyum bahagia selalu terpancar dari pasangan pengantin baru, KPH. Notonegoro dan GKR. Hayu sepanjang arak-arakan. Mengenakan busana berwarna hijau bludru, KPH. Notonegoro dan GKR. Hayu menyapa masyarakat. Mereka melambaikan tangan pada masyarakat yang sudah sejak tadi pagi menanti kedatangan arak-arakan.
Empat ekor kuda putih perlahan membawa sepasang pengantin baru ini melewati Alun-Alun Utara melewati perempatan Kantor Pos Besar menuju bangsal Kepatihan di kompleks Kantor Gubernur Jogjakarta. Ekspresi kegembiraan tersebut juga ditunjukan oleh sejumlah masyarakat yang menonton arak-arakkan. Di antara mereka ada yang melambaikan tangan sembari meneriakkan nama GKR. Hayu.
Weny, mahasiswa salah satu perguran tinggi di Jogjakarta yang hadir dalam arak-arakan tersebut mengungkapkan bahwa ia turut mendoakan kedua pengantin baru. Mahasiswa yang sudah hampir lima tahun tinggal di Jogja ini merasa sudah selayaknya masyarakat menyambut putri rajanya yang menikah.
“Inikan putri raja, jadi kita juga turut bahagialah, ya walau saya bukan warga asli Jogja, tapi saya bisa merasakan kebahagiaan itu juga,” tutur Weny.
Arak-arakan pegantin baru dan kerabatan Keraton ini merupakan wujud dari kesatuan antara Keraton dengan Masyarakat atau yang bisa dikenal dengan istilah Manunggal Ing Kaluwo Gusti yang bisa diartikan bersatunya pemimpin dengan rakyat.
Berita Terkait
- Pawiwahan Ageng: GKR.Hayu dan KPH. Notonegoro Rahasiakan Tempat Bulan Madu
- Sosiolog: Pawiwahan Ageng Momen Sosial
- Dua Hari Tak Bertemu, GKR Hayu dan KPH Notonegoro Dipertemukan Saat Panggih
- Pawiwahan Ageng: KPH. Notonegoro Langsungkan Akad Nikah Tanpa GKR. Hayu
- Pawiwahan Ageng: GKR Hayu Jalani Upacara Kerik