Mahasiswa UNY jadi Korban Kekerasan Makrab
Praktik perpeloncoan kembali mencoreng wajah dunia pendidikan di Indonesia. Sidik Nurgita salah seorang mahasiswa jurusan Seni Kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas, Negeri Yogyakarta (FBS UNY) menerima pukulan bertubi-tubi saat makrab susulan yang diadakan jurusannya pada Kamis (31/10) malam. Akibat kejadian ini Sidik mendapatkan memar di beberapa bagian tubuhnya.
Ditemui di kantor OMBUDSMAN, Sidik yang terlihat masih trauma didampingi oleh kepala sekolah Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogjakarta Drs. Rahmat Supriyono, M.Pd, mengungkapkan kronologis peristiwa tersebut.
Kejadian tersebut bermula dari ketidakhadiran Sidik dalam makrab yang diadakan jurusannya pada Sabtu 21 September silam. Sidik yang ketika itu didapuk sebagai perwakilan DIY dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) untuk bidang seni lukis, diharuskan untuk beristirahat guna persiapan diri jelang lomba yang diadakan pada 22-27 September di Jakarta.
“Saya tidak bisa ikut makrab karena harus mempersiapkan diri untuk lomba, selain itu Dispora juga telah memberikan ijin.”
Namun sepertinya alasan Sidik tidak bisa diterima oleh panitia penyelenggara makrab, dan tetap mengharuskannya mengikuti makrab susulan.
Selain sidik ada sembilan orang mahasiswa baru lainnya pun mengikuti acara tersebut. Selama acara, mereka diberi nasehat oleh beberapa mahasiwa tingkat atas di jurusan tersebut.
Pemukulan baru terjadi usai Sidik ditanyai asal sekolah menengahnya oleh beberapa orang yang disinyalir sebagai kakak tingkatnya di jurusan. “Kamu anak SMSR to? Semua anak SMSR itu pasti suka minum-minuman keras,” Ujar Sidik menirukan ucapan kakak tingkatnya.
Sidik yang sempat menimpali sindiran tersebut seketika langsung dihajar beramai-ramai olah beberapa orang disekitarnya.
“Saya cuma mengkritisi ucapan mereka saja, mereka kaya seolah lebih tahu kalo anak SMSR itu pemabuk semua. Padahal saya sendiri tidak minum.” papar Sidik.
Rahmat Supriyono tidak habis pikir tindak ini justru terjadi di lingkungan UNY yang notabene merupakan kampus berbasis pendidikan. “Seharusnya di sana kan jadi tempat calon pendidik yang baik, ini kok malah perbuatannya malah jauh lebih tidak berpendidikan dibanding kampus non pendidikan”
Ketika dikonfirmasi pada pihak kampus, Pembantu Dekan III FBS UNY, Dr Kun Setyaning Astuti mengaku tidak mengetahui perihal perpeloncoan ini. “Saya baru mendapatkan laporan dari ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA) hari ini.”
“Semuanya akan kita selesaikan dengan kekeluargaan. Jika memang terbukti ada mahasiswa kami yang bersalah, kami tidak segan memberi sanksi.”