PSS Sleman VS Timor Leste: Sepi Penonton, Individual Jalan Terus
Sebelum laga terdengar kabar tak sedap. Suporter tidak akan menonton pertandingan karena klub tidak memakai nama PSS Sleman, melainkan PSS Plus. Padahal laga ini menjadi uji coba terakhir PSS sebelum masuk ke babak semifinal dan manajer klub sudah mengklarifikasi bahwa tim tetap akan memakai nama PSS Sleman.
30 menit menjelang kick off, isu ini menjadi kenyataan. Tak ada teriakan suporter ketika panitia mengumumkan starting eleven dari PSS Sleman. Tak ada nyanyian Padamu Sleman atau Indonesia Raya Tak ada juga lemparan rol kertas ke dalam stadion atau ledakan kembang api ketika wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan. Suara raungan motor cross yang tengah latihan di luar stadion terdengar jelas. Tribun di stadion Maguwoharjo sepi.
Meski tidak ada penonton, panitia tetap melangsungkan upacara pertandingan. Dimulai dengan membawa bendera Fair Play ke tengah lapangan hingga berfoto bersama kedua tim.
PSS Sleman turun dengan skuat inti di babak pertama. Lima pemain tamu dalam tim PSS, yaitu Valentino Telaubun, Kornelis Kaimu, Ronaldo, Bizzaro, dan Roberto Kwateh duduk manis di bangku cadangan. Lafran Apriadi, suksesor pelatih Yusack Sutanto mengawali laga dengan formasi 4-4-2. Sedangkan Timor Leste meladeninya dengan 4-3-3.
10 menit babak pertama, tendangan jarak jauh Satrio Aji mengenai tangan Raimundo. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Wahyu Gunawan, yang ditunjuk sebagai eksekutor membawa PSS unggul 1-0. Selepas gol, PSS bermain santai. Mereka lebih sabar memainkan bola dari kaki ke kaki. Tusukan lewat sayap yang kerap diperlihatkan di 10 menit babak pertama jarang terjadi. Strategi ini dimanfaatkan oleh Timor Leste. Mereka meningkatkan pressing ke lini tengah PSS. Strategi ini berhasil. Anang Hadi dan Anggo Julian kewalahan mengatasi pressing ketat Timor Leste.
Mendapat bola, Paul Erver pengatur serangan Timor Leste selalu terburu mengirim umpan lambung ke lini depan. Padahal hanya ada satu penyerang di lini depan. Para pemain Timor Leste terlambat kembali ke posisi penyerangan setelah menekan lini tengah PSS. Jairo Neto di lini depan menjadi bulan-bulanan Adelmund. Selama 45 menit hal ini terus terjadi. Babak pertama kedua tim minim peluang.
Jeda babak pertama, kelima pemain tamu melakukan pemanasan. Tribun VIP yang diisi oleh keluarga dari kelima pemain bertepuk tangan. Istri dan anak Kwateh meambaikan tangan ke bekas penyerang Persiba Bantul tersebut. Pun dengan kekasih Bizzaro.
Kelimanya masuk di babak kedua. Mereka menggantikan Moniega, Agung Suprayogi, Wahyu Gunawan, Topas Pamungkas, dan Anang Hadi. Masuk ke lapangan, Bizzaro menyapa segelintir penonton di Tribun VIP. Mantan bek Persiba Bantul ini sejak awal masuk sudah mengomandoi lini pertahanan PSS Sleman. Sebelum peluit dibunyikan ia kerap member arahan pada Ade Christian dan Valentino.
Masuknya mantan gelandang Perseman, Ronaldo Maseto membuat Satrio Aji diplot menjadi bek kanan. Ronaldo diposisikan menjadi gelandang bersama Mudah Yulianto, Fajar Listiyantoro, dan Hermawan Putra Jati. Masuknya lima pemain tamu plus Fajar Listiyantoro ini menambah daya gedor PSS. Mereka mulai bermain cepat dari kedua sayap. Ronaldo, Kornelis Kaimu, dan Kwateh kerap menujukan aksi individual. Pun dengan Valentino Telaubun yang naik sampai ke kotak penalty Timor Leste. Sedangkan Timor Leste mengubah formasi menjadi 5-4-1. Pelatih meninggalkan Jairo Neto sendirian di depan. Strateginya tetap sama: Mengirimkan bola langsung ke depan.
Babak kedua terlihat lebih menyenangkan dilihat. Terlebih dengan banyaknya aksi individual pemain dan hidupnya dua sayap. Permainan menghibur dari PSS Sleman memancing Felipe melakukan aksi serupa. Gelandang serang ini tak mau kalah dengan Ronaldo atau Kaimu. Ia kerap meliuk-liuk dari lini tengah PSS Sleman. Momen menarik terjadi di menit ke-70. Ronaldo berhasil melewati Felipe. Namun Felipe langsung mengejar Ronaldo dan berhasil merebut bola. Mendapat bola, Felipe tidak langsung mengopernya tapi mendekati Ronaldo dan menunggu eks pemain Perseman ini merebutnya.
Fajar Listiyantoro juga tak mau kalah. Pemain yang mengisi sayap kiri ini juga kerap melakukan aksi individual. Bahkan ia memamerkan kelihaiannya mengeksekusi tendangan bebas di depan Bizzaro. Ia juga menjadi pemain PSS yang paling sering melakukan tembakan. Satu on target, dua melenceng. Sayangnya, permainan menghibur PSS ini tak diimbangi oleh riuh suporter.
Gol tambahan PSS dicetak oleh Kornelis Kaimu di menit 83. Diawali umpan panjang Ronaldo, Kwateh menusuk masuk ke daerah pertahanan Timor Leste dari sisi kanan. Ia lalu mengirimkan umpan tarik ke Kornelis Kaimu yang tak terjaga di depan gawang.
Usai pertandingan, beberapa penonton masuk ke lapangan. Polisi, yang bertugas mengamankan laga terlihat santai dengan masuknya sejumlah penonton yang sebagian besar anak kecil tersebut. Mereka memburu Bizzaro, Adelmund, dan Anang Hadi untuk berfoto bersama. Wajah sumringah terpancar dari Bizzaro. Ia meladeni foto bersama dan menandatangani kaos sejumlah suporter.
Laga uji coba ini memang pertandingan yang menyenangkan. Begitu kata Manajemen PSS yang diutarakan oleh Direktur PT, Supardjiono. Laga ini, katanya, untuk senang-senang pemain dan penonton. Meski jumlah penonton jauh dari harapan, ia mengaku sudah mencapai target.
“Ini laga uji coba untuk menyenangkan pemain. Agar tetap terjaga. Lima pemain di luar PSS disiapkan agar tim inti tidak cedera. Dan soal penonton, meski sudah mencetak tiket tidak ada yang dirugikan sama sekali,” katanya mengomentari pertandingan.