Home » Jogja Kita » Mengenal Gunung Merapi (Bagian Kedua)

Mengenal Gunung Merapi (Bagian Kedua)



Dokumen Istimewa

Tipe letusan Merapi adalah Vulkan lemah. Tipe ini adalah tipe letusan eksplosif tanpa diawali pembentukan kubah lava dan menghasilkan awan panas. Misalnya saja seperti yang terjadi pada 2010 lalu.

Erupsi Gunung Merapi, normalnya diawali oleh pemunculan kubah lava dan diakhiri pertumbuhan kubah lava baru, setelah erupsi mencapai puncaknya. Munculnya kubah ini dapat diawali dengan letusan vulkanian kecil ataupun hanya mendesak lava lama hingga menghasilkan guguran lava pijar. Hal ini sangat tergantung tekanan gas yang terbentuk ketika magma akan keluar dalam proses erupsi.

Dalam A Detailed Tephostratigraphic Frame Work at Merapi Volcano, Andreastuti dan Alloway memaparkan penelitiannya bahwa letusan Merapi memiliki periode tertentu dan bersifat kronologis. Periode ini bisa dilacak sejak abad ke-19 kendati letusan besar terjadi di abad ke-16.

Penyebabnya adalah pada abad ke-16 pasca letusan tahun 1587, Merapi istirahat panjang selama 71 tahun hingga 1658. Baru memasuki abad ke-19, Merapi mulai sering meletus. Tercatat beberapa letusan besar dari abad ke-19, yaitu pada 1822, 1849, dan 1872. Sedangkan pada abad 20, letusan besar terjadi pada tahun 1930-1931.Letusan 2010 lalu masih kalah besar dengan abad ke-19 karena luncuran awan panasnya mencapai 20 kilometer dari puncak.

Facebook Twitter Share on Google+