Kraton Jogja Jamas Kereta Pusaka, Warga Berebut Air Jamasan
Kereta kuda, Kanjeng Nyai Jimat, hari ini dijamas oleh sejumlah abdi dalem Kraton, Selasa (12/11) di museum kereta Jogjakarta. Ritual jamas kereta ini merupakan ritual rutin mencuci salah satu kereta di Kraton yang dilakukan pada bulan suro, hari Selasa Kliwon. Kali ini, Kanjeng Nyai Jimat yang mendapat giliran untuk dijamas. Kanjeng Nyai Jimat sendiri merupakan kendaraan yang kerap digunakan oleh Sri Sultan HB I hingga Sri Sultan HB III.
Ritual jamasan kereta ini mengundang perhatian banyak warga dan wisatawan. Beberapa di antara mereka sengaja datang untuk berebut air bekas jamasan. Pasalnya menurut kepercayaan, air bekas jamasan tersebut mampu membawa berkah dan menyembuhkan penyakit.
Salah satunya ibu Sugiyah warga Bantul yang sengaja datang ke museum kereta untuk ikut dalam jamasan. Menurut kesaksian Sugiyah, air jamasan kereta ini dapat menyembuhkan penyakitnya.”Dulu waktu gempa kepala saya kejedot, sakit sekali, terus waktu ada jamasan, saya kesini, mandi dan minum pakai air ini dan sembuh,” ujarnya.
Setelah merasakan khasiat air jamasan, dia pun rutin datang ke ritual jamasan. “Ya nggak cuma jamasan, setiap selesa kliwon saya kesini,” tambah Sugirah.
Selain Sugirah, Sando seorang ibu rumah tangga asal Indramayu juga menurutkan hal serupa perihal khasiat dari air jamasan.Sando mengaku bukan pertamakalinya dia datang dari Indramayu untuk mengikuti jamasan, sebelumnya dia juga sudah melakukan hal serupa. Dia bersama keluarganya datang kesini sengaja untuk mencari air jamasan.
“Cari air ini, untuk di siram ke sawah dan ke kolam ikan biar membawa berkah. Khasiatnya kalau disiram ke sawah, sawah jadi bebas tikus, ke kolam jadi makin banyak hasil panennya, biasa dapat 2 ton, bisa berlipat jadi 3 ton,” jelasnya.
Selain Kanjeng Nyai Jimat, sejumlah pusaka kraton juga dijamas pada hari ini, namun khusus pusaka kraton ritual digelar secara tertutup