Home » Jogjapedia » Erupsi Merapi Kubur Sebagian Candi di Jogjakarta

Mengenal Merapi (Bagian Ketiga)

Erupsi Merapi Kubur Sebagian Candi di Jogjakarta



Dokumen Arkeologi.web.id

Newhall dalam jurnal Volc. and Geotern berjudul 10,000 Years of Explosive Eruptions of Merapi Volcano menganalisa bahwa erupsi Gunung Merapi memengaruhi perkembangan peradaban Hindu-Budha di tanah Jawa. Candi, salah satu produk peradaban Hindu-Budha kerap dihantam erupsi.

Hasil statigrafi, tulis Newhall, menunjukan bahwa candi di sekitar Merapi yang berjarak 20-30 km ditemukan tertutup oleh tebalnya abu vulkanik.Newhal juga mencatat bahwa reruntuhan candi berbanding lurus dengan periode waktu letusan. Periode waktu letusan memiliki karakteristik material erupsi masing-masing. Jauh sebelum penemuan candi di UII lebih dulu ditemukan beberapa reruntuhan yang diakibatkan erupsi merapi.

Candi lumbung misalnya, yang diprediksi runtuh pada erupsi 650 M tertutup material berkandungan karbon bawah. Candi Pendem, yang ditemukan di kedalaman 3 meter permukaan tanah pada tertutup material karbon atas. Diperkirakan Candi Pendem terkena erupsi pada 994-1186 M. Materi penimbunnya diketahui berdasar perkembangan letusan fase merapi pertengahan (baca: mengenal merapi bagian pertama).

Banyaknya candi yang runtuh karena erupsi merapi membuat gunung ini dikultuskan oleh para raja Mataram Kuno. De Casparis lewat Selected inscription from the 7th to the 9th century menuliskan bahwa sebelum tahun 928 M, terdapat 100 tulisan dalam prasasti dan tembaga yang menuliskan riwayat pengalihan kekayaan, pajak, dan permohonan roh pada Merapi.

Jawa Tengah tidak lagi menjadi pusat pemerintahan Hindu-Budha paska 928 M. Masifnya letusan merapi menjadi sebab Empu Sindhok memindahkan kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur. De Casparis mencatat bahwa dari tulisan di sebuah tembikar yang dibuat pada abad ke-11, Jawa Tengah tidak lagi menjadi pusat pemerintahan sejak 928 M melainkan hanya pemerintahan lokal.

Setelah Lumbung dan Pendem, candi Sambisari juga tak luput dari amukan erupsi merapi. Mengenai kapan candi peninggalan Budha di Jogja ini tertimbun material merapi masih menjadi perdebatan, Sebagian mengatakan candi yang kembali ditemukan pada 1966 ini terkubur saat letusan besar tahun 1006. Sebagian lagi berpendapat pada abad ke-15 sebelum mengalami masa vakum.

Baru-baru ini juga ditemukan reruntuhan candi di Mlati, Sleman (baca: penemuan candi). Tiga tahun sebelumnya, juga ditemukan sebuah candi di Universitas Islam Indonesia (UII) yang terletak di selatan Merapi. Keduanya hanya berjarak sekitar 10 kilometer. BPCB memprediksi keduanya dibangun saat Mataram Islam mulai berdiri abad ke-17. Buktinya adalah batu bata merah yang menjadi bahan dasar candi.

Besar kemungkinan bahwa kedua candi tersebut terkubur karena erupsi. Setelah vakum selama 71 tahun (1587-1658) pada abad ke-17 merapi kembali meletus. Bahkan letusannya tercatat cukup sering terjadi.

Facebook Twitter Share on Google+