Pomnas XIII
Tanggapan Panitia Atas Pengunduran Diri Jatim
Juara bertahan selama tiga kali berturut-turt di cabang sepakbola Pomnas, Jawa Timur, mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri Jatim, seperti yang dikemukan oleh Edi Minarto, adalah pemakaian sistem gugur dalam Pomnas kali ini. Sistem gugur, katanya, merugikan bagi proses pembinaan atlet. Pasalnya pemain yang sudah berbulan-bulan latihan apabila kalah dalam pertandingan penyisihan hanya akan bermain sekali saja. Selain itu sistem gugur juga tidak sesuai dengan apa yang diatur di BAPOMI dengan menggunakan sistem setengah kompetisi.
Selain sepak bola, Jatim juga mengundurkan diri di cabang olah raga voli indoor. Sebab, ia menemukan keanehan dalam surat yang diedarkan dalam Rakornas. Hasil Rakornas baru disahkan pada 23 Oktober 2013 namun dalam website resmi milik panitia di www.pomnasdiy.com dalam tulisan berjudul Pemain yang Tidak Boleh Bertanding di Pomnas 2013 yang diposting pada tanggal 27 September tertulis bahwa pemain yang tidak boleh bermain di Pomnas adalah pemain profesional dari IPL. ISL, Proliga maupun NBL. Kebijakan ini dianggap aneh karena keluar sebelum rakornas.
Menanggapi alasan pengunduran diri Jatim, Komarudin, Koordinator Pertandingan seluruh cabang olahraga menguraikan bahwa sistem gugur yang dipakai sudah dikemukakan dalam Rapat Koordinasi pada 13 kontingen. Saat rapat tersebut, katanya, seluruh peraturan mengenai cabang sepak bola sudah dikemukakan. “Soal pemakaian sistem gugur sudah kita beri tahu dalam rapat koordinasi tanggal 22 Oktober. Pak Edi hadir dan Prof. Mulyana juga hadir. Ternyata banyak yang datang di rakor itu tidak menyampaikan ke pelatih barangkali. Perkara Bapomi daerah tidak menyampaikan itu bukan masalah kami” katanya.
Mengenai pemakaian pemain pemain profesional dari IPL. ISL, Proliga maupun NBL, Komarudin menyampaikan bahwa semua harus menghormati Technical Meeting. Sebab, jika ada apa-apa, kepuitusan TM adalah yang tertinggi. Ia juga menuturkan bahwa Pomnas merupakan ajang pertandingan atlet mahasiswa yang bukan profesional. Bagi yang sudah profesional, Komarudin mengimbau agar yang bersangkutan tidak mengikuti Pomnas. “Kemungkinan terburuk ya tim dikeluarkan dari pertandingan,” ujarnya yang ditemui selepas upacara pembukaan Pomnas di GOR UNY, Senin (25/11) sore.
Mendengar tanggapan panitia, Edi menunjukan buku pedoman Pomnas yang menunjukan bahwa cabang sepak bola harus memakai sistem setengah kompetisi. Lalu mengenai para pemain profesional yang ikut Pomnas, Edi mengaku pernah meminta data pemain pada panitia. “Sampai detik ini saya minta ke panitia mengenai siapa pemain yang tidak boleh ikut, nggak ada saya diberi datanya. Nggak ada,” katanya pada beritajogja.co.id , Senin (25/11) malam.
Adanya peraturan yang tidak sesuai dengan buku pedoman membuat Edi mempertanyakan konsistensi panitia dalam membuat kebijakan. Terlebih lagi konsistensi tersebut sangat diperlukan dalam membuat even sekelas Pomnas. “Pomnas ini skala nasional. Konsistensinya di mana?. Tapi ya sudah, apa yang terjadi dalam Pomnas kali ini harus dijadikan pembelajaran pada Pomnas selanjutnya, ” katanya.