Pomnas XIII
Hancurkan Defense Banten, Tim Basket Putra DKI Raih Emas
DKI Jakarta bertemu Banten di final cabang olahraga basket putra dalam Pomnas XIII, Jumat (29/11) malam di GOR UII. Dalam pertandingan tersebut Banten menjadi favorit penonton yang memenuhi GOR. Ketika pemain Banten dipanggil satu per satu ke dalam lapangan, sebagian besar penonton berteriak dan bertepuk tangan keras. Terlebih ketika pemain bernomor punggung 14, Halim Kristianto dipanggil, teriakan para penonton semakin menjadi-jadi.
Sejak awal turnamen basket Pomnas, Halim memang menjadi kesukaan penonton. Sebab, ia suka nge-dunk saat pemanasan atau ketika pertandingan berlangsung. Ia, bersama Oei Laurentius juga menjadi motor pertahanan Banten. Pertahanan itu pula yang menjadi kekuatan Banten. Zone defense 2-1-2 atau 1-1-3 yang kemudian berubah ketika pemain lawan mulai masuk dalam setengah lingkaran pertahanan menjadi 1-2-2 full court zone press membikin lawan tidak pernah mencetak angka lebih dari 33 poin. Jogjakarta dan Papua merasakan sendiri ketatnya pertahanan Banten.
Sambutan berbeda diterima tim basket DKI Jakarta. Penonton kerap memberikan “booooo” pada pemain DKI yang dipanggil masuk lapangan. “Nggak keren sih,” kata Lala, seorang penonton yang mengaku berasal dari Jogja ini.
Penonton semakin histeris ketika kedua tim melakukan pemanasan. Hampir tiap mata memandang ke ring tempat pemain Banten. Mereka menunggu aksi Halim melakukan dunk. Dunk pertama Halim saat pemanasan kembali direspon dengan teriakan penonton. Pun ketika forward bernomor punggung sembilan, Oei nge-dunk.
Sementara itu, para pemain DKI tidak atraktif saat pemansan. Mereka lay up biasa, passing, dan melatih tembakan tiga angka. Tidak ada yang spesial, berbeda dengan para pemain Banten.
Quarter pertama dimulai. Halim memenangi jump ball atas Budianto, center DKI. Christian Gunawan (CH), playmaker bernomor punggung menjadi pengatur permainan Banten. Halim masuk ke dalam setengah lingkaran. Banten memakai pola flex offense 2 out 3 in di babak awal. Sementara itu DKI memakai 2-1-2. Halim dijaga ketat oleh Budianto, center DKI. Namun, Budianto kerap kalah duel sehingga offense rebound kerap dimenangi Halim.
Quarter pertama dimenangi Banten dengan skor hampir ‘setengah botol’ (istilah dalam basket yang menggambarkan jarak poin dobel atau dua kali lipat) 23-12. Quarter kedua, pelatih basket DKI, Rifki, memasukan Nurdin M.Alfy. Pemain bernomor punggung 10 ini berfungsi sebagai shooter. Rifki sebenarnya sudah memasukan shooter utama, Rahul, namun ia tidak mampu menceploskan bola dari luar setengah lingkaran.
DKI mengubah pola serangan menjadi 4 out, 1 in atau 4-1. Playmaker DKI, Sindhu, bersama Dewah, Alfy, dan Nickolas di luar, sedangkan Budianto masuk dalam kotak. Ada dua taktik serangan yang dilancarkan Rifki. Pertama, ia sengaja menaruh Budianto sendiri memanfaatkan full court zone press Banten. Ketika Budianto mendapat bola, ia ditekan oleh dua sampai tiga pemain Banten. Saat itu, ia dengan cepat mengoper bola ke luar lingkaran pada Alfy atau Dewah. Strategi ini berhasil. Tercatat tiga kali Alfy dan Dewah mencetak tiga angka.
Taktik kedua, DKI menunggu Banten melakukan foul pada Budianto saat menembak atau ketika offense rebound. Taktik ini juga berhasil. Halim, Oei, dan Papin (11) mendapat dua kali foul. Persentase free throw DKI juga lebih banyak dibanding quarter pertama. Namun, DKI tetap kewalahan menghadapi pola serangan Banten. 33-30 untuk Banten di quarter ini.
Quarter ketiga dan keempat, pertarungan menyempit ke individu. Halim berduel dengan Budianto.Keduanya memang sudah saling press dan sejak awal. Memanasnya atmosfir duel center tersebut sepertinya diketahui pelatih DKI. Rifki, di pertengahan quarter ketiga, mengganti strategi menyerang menjadi motion offense dengan pola 2-1-2 (2 di luar, satu di lingkaran kecil, dan dua di dalam setengah lingkaran besar) jadi strategi saat menyerang. Sedangkan Steve Metcalfe, pelatih Banten mengganti 2-3 full court defense menjadi man to man defense.
Strategi Rifki menempatkan Budianto di luar setengah lingkaran. Ini berbeda dengan motion offense pada umumnya. Jika biasanya center harus berada di antara bola dan pemain lawan yang menjaga pembawa bola, Budi malah kerap melakukan tusukan ke dalam pertahanan Banten. Saat ia membawa bola ke dalam, tiga pemain di dalam kotak pertahanan Banten keluar. Man to man Banten secara langsung ikut membantu metode ini dengan mengikuti ketiga pemain DKI.
Strategi ini berhasil mendulang banyak angka bagi Banten. Selain itu, motion offense dengan menempatkan Budi di luar setengah lingkaran menghasilkan empat foul untuk Halim. Sementara itu strategi menyerang Banten sedikit mengalami perubahan. Halim, yang beberapa kali ditarik keluar karena foul trouble digantikan oleh Purwoko. Purwoko tidak mampu menggantikan Halim. Bahkan beberapa kali Steve memasukan guard bernomor punggung 13, Reynald bergantian melakukan Pick and Roll membantu Purwoko membuka jalan agar Oei, Steven Lim, dan small forward, Sindhu menusuk pertahanan. Di quarter ini skor semakin ketat. 50:49 untuk Banten.
Di Quarter terakhir, kedua pelatih masih dengan srategi yang sama di quarter ketiga. Namun, Banten tanpa Halim dan Oei yang sudah melakukan foul trouble. Tidak adanya keduanya membuat man to man defense Banten melemah. Satu pemain kunci lainnya, Papin, emosional karena kerap melakukan offensive foul. Ia pun ditarik keluar. Sementara itu DKI terus mendulang angka hingga berbalik unggul 52-60.
Ketinggalan di tujuh menit terakhir, Steve memasukan Oei dan Halim. Keputusan ini berbuah blunder. Bukannya malah memperkuat pertahanan, keduanya berdampak sebaliknya. Tidak ingin dikeluarkan karena lima kali foul, mereka berdua tidak menunjukan pressing sebagaimana di dua quarter awal. Pemain DKI masih menyisakan Budi di luar setengah lingkaran. Tugasnya menarik keluar Halim sukses besar. Oei, yang berposisi menjadi guard dikeluarkan setelah melakukan offensive foul. Lima menit berselang, Aksi penetrasi Budi membuat Halim menyusul Oei.
Keluarnya kedua pemain ini membuat persentase goal poin Banten menurun. Mereka hanya mencetak lima angka di quarter terakhir. DKI menyudahi permainan dengan 55-70. Hasil ini membuat DKI meraih medali emas cabor basket putra Pomnas XIII di Jogjakarta.