Home » Berita, Jogja » Jogja Mengingat Gus Dur Lewat Lewat Budaya

Haul Gus Dur

Jogja Mengingat Gus Dur Lewat Lewat Budaya



Jumpa Pers Haul Gus Dur di Jogjakarta oleh Jaringan Lintas Iman di Pendopo Hijau LKIS, Senin (9/12) siang. (Foto: Swadesta)

Empat tahun lalu, Indonesia kehilangan budayawan, ulama, tokoh politik, sekaligus negarawan. Adalah Gus Dur, Kyai nyentrik dari Jombang dengan segala predikat yang dituliskan di atas. Menginjak akhir tahun, Jogjakarta mengenang empat tahun kepulangan Gus Dur.

Mengingat Gus Dur, di haul yang keempat ini, Jaringan Lintas Iman Jogjakarta merekamnya dalam pentas budaya. Pada 16 Desember mendatang, pengingatan itu terlihat di Monumen Satu Maret, Jogjakarta. Haul ini bakal mengundang seluruh lapisan masyarakat, etnis, penganut kepercayaan, dan organisasi.

“Haulnya akan dibuka dengan pentas budaya. Ada beragam etnis dan beragam kesenian dalam acara itu.Memang sengaja merekamnya dalam kebudayaan,Sebab merupakan salah satu fokus Gus Dur dulu.” kata Ahmad Ghozi, Ketua Panitia Haul, ketika ditemui selepas Jumpa Pers Peringatan Haul Gus Dur 2013 di Pendopo Hijau Yayasan LKIS, Jogjakarta, Senin (9/12) siang.

Sebelum pentas budaya di Titik Nol, terlebih dulu Haul akan dibuka dengan Kirab Budaya. Kirab ini akan diikuti oleh 1200 orang, dimulai dari Gedung DPRD hingga Monumen 1 Maret. Kirab ini, kata Ghozi, diharapkan menjadi ruang pertemuan dan silaturahmi dari berbagai peserta.

“Kirab rata-rata diikuti 1200 orang. Pentasnya sendiri ada berbagai macam kesenian. Ada barongsai, bergodo mataram, ketoprak, jaringan perempuan, difabel, kolaborasi hadroh pesantren. Semuanya saya harap jadi satu, seperti haeapan Gus Dur” tambahnya kemudian.

Selain di Jogja, gelaran Haul juga diadakan di beberapa daerah seperti Kalimantan, Malang, Jombang, dan kota lainnya. Adapun puncak acara Haul diselenggarakan pada 30 Desember di Kepatihan Pakualaman.

“Ini spontanitas. Jadi tidak direncanakan. Masing-masing daerah juga mengingat Gus Dur dengan cara sendiri. Di Jogja,kita mengingat Gus Dur melalui budaya,” pungkasnya.

Facebook Twitter Share on Google+