Home » Jogjapedia » Tiga Simbol Sekaten Menurut Pakualam IX

Sekaten

Tiga Simbol Sekaten Menurut Pakualam IX



Dokumen Kaskus

Tiap tahun Jogjakarta menggelar Sekaten. Pasar malam yang mulai sejak abad ke-18 ini tidak lagi hanya menjajakan dagangan saja. Sekaten kontemporer, atau kekinian, juga diramaikan oleh banyak arena hiburan yang mirip dengan hiburan di Dunia Fantasi. Ada kora-kora, rumah hantu, dan lain sebagainya.

Dari masa ke masa, perayaan Sekaten kerap disokong oleh tiga lini yang lama kelamaan menjadi simbol di Jogjakarta. Menurut Pakualam IX ketiga lini tersebut menggambarkan keseimbangan di dalam pasar malam ini.

“Pengambaran tiga lini yaitu Religi, Budaya dan Ekonomi dapat dilihat dari tempat diselenggarakannya Pasar Malam Sekaten yaitu Alun-alun Utara,” kata Pakualam.

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Alun-alun Utara terletak di antara segitiga simbol penyokong Sekaten. Ketiganya membangun simbol yang menjelaskan representasi perayaan Sekaten sebagai simbol budaya, agama, dan ekonomi.

“Keraton sebagai simbol budaya, Masjid Agung Kauman sebagai simbol religi dan Pasar Beringharjo sebagai simbol ekonomi,” pungkasnya.

 

Facebook Twitter Share on Google+