Home » Berita, Jogja » BEM KM UNY Gelar Dialog Kebangsaan

Dialog Kebangsaan

BEM KM UNY Gelar Dialog Kebangsaan



Sutiyoso, Endiarto Sutarto, Syahrul Yasin Limbo, dan Hanta Yudha (berdiri) dalam acara Dialog Kebangsaan di Auditorium UNY, Senin (23/12) pagi. (Foto: Swadesta AW)

Indonesia dilanda pelbagai masalah pelik. Yang terpelik adalah krisis kepemimpinan. Oleh sebab itu, perlu adanya tolok ukur sosok pemimpin ideal. Inilah yang akan didiskusikan dalam Dialog Kebangsaan, Dari Kampus Untuk Negeri: Mencari Pemimpin Indonesia bersama para tokoh nasional seperti Endiartono Sutarto, Syahrul Yasil Limbo, Sutiyoso, dan Hanta Yudha.

Demikian kata sambutan dari Wahyudi Imam Satria, Ketua BEM KM UNY ketika mengawali proses pembukaan gelaran dialog kebangsaan di Auditorium UNY, Senin (23/12) pagi. Sambutannya membakar semangat sekitar 1000an peserta diskusi. “Hidup Mahasiswa” teriaknya mengakhiri sambutan.

Acara yang menghadirkan tiga narasumber dengan Hanta Yudha sebagai moderator ini kemudian resmi dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab. Dalam sambutannya, ia berharap agar acara ini bisa berlangsung secara berkala. Sebab, dari acara ini mahasiswa UNY akan mendapat pendidikan politik.

“Saya harap acara semacam ini bisa diadakan tiap bulan. Di sinilah adanya pendidikan politik bagi generasi penerus bangsa. Coba besok saya minta Pak Mahfud MD untuk hadir di acara ini,” katanya.

Gelaran Dialog Kebangsaan dimulai dengan pemyampaian sosok ideal pemimpin atau Presiden Indonesia dari masing-masing narasumber. Ketiganya menyampaikan sosok yang hampir sama:dekat dengan rakyat dan melindungi aset dalam negeri. Syahriul Yasil Limbo misalnya. “Pemimpin harus dekat dengan rakyat dan tahu potensi alam negerinya. Bayangkan saja, kita punya pantai yang panjang, tapi sekarang malah impor garam,” katanya.

Setelah pemaparan narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Tiap peserta bebas mengajukan pertanyaan bagi narasumber. Dialog Kebangsaan ini berjaan lancar dan aman. Tidak seperti di Riau, di aman ada yang memrotes acara ini karena dianggap berbau kampanye politik.

Facebook Twitter Share on Google+