Tahun Baru
Cara JIL Rayakan Malam Tahun Baru
Di rubrik Jogja Kita
Malam pergantian tahun kerap dihingarkan bunyi petasan, terompet, dan rupa kembang api di langit. Namun, hal itu sama sekali tak menarik bagi komunitas Jomblo Itu Lezat (JIL). Dedengkot JIL, Resa Eka mengatakan bahwa perayaan seperti peniupan terompet, kembang api, dan petasan itu sudah biasa. Untuk itu, ia bersama teman-teman komunitas lebih memilih membuat acara lainnya.
“Misalnya kumpul-kumpul bareng temen-temen komunitas. Lalu bikin layar tancap. Nonton bareng warga sekitar. Lebih seru,” katanya ketika ditemui di kafe bilangan Karang Malang, Selasa (31/12) siang.
Ditanya apakah menolak merayakan tahun baru seperti orang kebanyakan merupakan dalih karena masih jomblo, Resa menolak. Baginya jomblo atau tidak, perayaan tahun baru memang lebih enak dirayakan secara ekslusif dengan teman-teman bahkan sendirian. “Bukan perkara jomblonya. Tapi memang tahun baru dirayakan dengan cara masing-masing. Saya misalnya, sebelum gabung di JIL dan waktu masih punya pacar seneng merayakannya sendirian di depan TV,” tegasnya yang mengaku telah jomblo selama tiga tahun ini.
Adapun alasan lain diungkap Rina, salah satu anggota JIL. Ditemui di tempat yang sama, Rina mengatakan bahwa merayakan malam tahun baru di tempat umum itu bikin pusing. Sebab saat malam tahun baru, jalanan Jogja terkenal macet. “Macet dan saya pribadi nggak suka berada di keramaian,” ungkapnya.
Malam ini JIL rencananya akan membuat acara kumpul-kumpul dengan anggota. Saling refleksi dan membikin resolusi untuk tahun depan.”Saya suka sendirian, tapi nggak suka kalau lama-lama. Itu resolusi saya,” pungkasnya.
JIL sendiri adalah komunitas jomblo yang terbentuk pada November 2013. Markas komunitas yang beranggotakan puluhan orang ini terletak di sebuah kafe bilangan Karang Malang. Tidak semua anggota JIL berstatus jomblo. “Ada juga yang sudah punya pacar. Yang sudah punya bertugas nyariin yang belum punya,” kata Rina lalu tertawa.