Home » Jogja Kita » Tukang Sapu Malioboro Menggugat

Tahun Baru

Tukang Sapu Malioboro Menggugat



Rudijiyanto tengah menyapu jalan sekitar Benteng yang dipenuhi sampah paska perayaan malam tahun baru, Rabu (1/1). (Foto: Aditya)

Sudah sejak pukul 4 pagi Rudjianto datang dan menyapu badan hingga bahu jalan sepanjang Malioboro. Bersenjatakan sebuah sapu dan sepatu boot, pria 37 tahun itu dengan cekatan menyongsong plastik-plastik serta kertas pembungkus makanan yang bertebaran.

Namun kenyataannya sampah yang disapu seolah tak ada habisnya. Seluruh penjuru beranda Kota itu bak dikepung sampah. Puncaknya ada di pelataran Benteng Vredenburg yang pagi itu sepintas menjelma menjadi tempat pembuangan sampah.

Perkerjaan yang ia geluti selama dua tahun belakangan itu ia lakukan setiap harinya dengan penuh keikhlasan. Tidak perduli situasinya, Rudjianto selalu berusaha merampungkan perkerjaan sebaik-baiknya. “Kudune rencang kula tiyang kalih pun dugi mriki ket wau,” keluh Rudjianto sambil memunguti sampah yang sulit terjangkau oleh sapunya karena terjepit roda kendaraan yang parkir. Pagi itu ia hanya seorang diri menangani gunungan sampah sisa malam tahun baru.

Bahkan saat kedua temannya telah datang pun, masih dirasa sangat kurang utuk mengatasi amukan sampah yang menurutnya tidak hanya berasal dari wisatawan saja. “Tukang sate, pedagang asongan, kalih warung lesehan sedanten nggih mbuang sampah”.

Rudjianto dipekerjakan sebagai penyapu jalanan dibawah naungan Unit Pelaksana Teknis Lembaga Teknis Daerah (UPTLTD) Kota Jogja. Berbagai pengalaman menarik pun pernah ia temui kala menjalankan profesinya. “ Riyen kula nate nemu KTP kalih dompet, ning nggih dompete kosong mboten wonten isine,” ujarnya seraya tersenyum.

Tidak mau ambil pusing KTP yang ia temukan pun hanya dimasukkannya ke dalam kotak pos yang terletak di KM 0. “Boten sempat kula laporke polisi lha wong sampahe tasih kathah, hahaha” kelakarnya.

Tidak hanya pengalaman yang lucu, hal menjijikkan pun acap kali ia temui saat Rudjianto harus membersihkan botol-botol bekas air mineral yang berisikan air kencing. “Nggih ngeten niki, Mas. Niki sedanten isine tiyang ingkang sami buang hajat”. Sebagai tujuan pariwisata kawasan Malioboro memang belum memiliki sarana seperti WC umum yang memadai.

Malam pergantian tahun memang selalu disertai pengharapan akan kehidupan yang lebih baik. Rudjianto pun memiliki pengharapan akan penghidupan yang lebih layak guna menafkahi istri dan kedua anaknya yang masih kecil. “Nggih mugi-mugi kesejahteraan pekerja meningkat kalih pemerintah saged serius naggulangi sampah. Soale, disediani tong-tong sampah tiyang-tiyang tetap mbuwaang sampah wonten mergi mas”

Facebook Twitter Share on Google+