Jogja
Mahasiswa: Semoga Harga Makanan di Jogja Masih Murah
Keputusan Pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kg per 1 Januari 2014 membuat banyak pihak kelabakan. Pasalnya, naiknya harga gas elpiji sebesar Rp3.959 per kilogramnya ini akan membawa banyak dampak yang dikhawatirkan akan membuat masyarakat semakin sulit kehidupannya.
Salah satu elemen masyarakat yang khawatir dengan kenaikan harga elpiji adalah mahasiswa. Mahasiswa yang biasa menggantungkan kebutuhan makannya dengan membeli di warung makan khawatir harga makanan akan naik. Kenaikan harga makanan itu tentu membuat kebutuhan uang saku mereka tidak terjangkau lagi.
“Semoga saja harga makanan bisa tetap murah. Kalau naik ya naiknya jangan banyak-banyaklah. Soalnya kan mahasiswa masih tergantung dari kiriman orang tua. Kalau kiriman tetap jumlahnya tapi harga makanan naik bisa-bisa akhir bulan cuma makan sehari sekali,” ujar Damar seorang mahasiswa UNY.
Tak hanya Damar yang khawatir dengan akan naiknya harga makanan di Jogja, Putri seorang mahasiswi kebidanan pun juga mengaku khawatir. Menurut Dewi kalau harga makanan naik pasti akan memiliki dampak bagi semua kalangan dan mahasiswa termasuk di dalamnya. Kenaikan harga makanan akan kebutuhan mahsiswa akan membengkak.
“Biasanya saya sekali makan habis sekitar Rp10.000. Itu saja nanti di akhir bulan kurang. Biasanya akhir bulan larinya ke warung Burjo beli nasi telur. Kalau harga makanan naik bisa repot nanti. Mau minta tambah uang saku, kasihan orang tua saya. Belum tentu gaji mereka mengalami kenaikan pula,” jelas Putri.