Biennale XII
Biennale XII Equator #2 Beri Penghargaan Pada Djoko Pekik
Pelukis Djoko Pekik mendapat penghargaan Life Time Achievement Art Award dari Biennale XII. Penghargaan Life Time Achievement Art Award diserahkan kepada Djoko Pekik pada acara penutupan Biennale XII Equator #2 di Gedung Societet, TBY, Senin (6/12) malam. Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Jogjakarta, GBPH. Yudhaningrat dan diterima langsung oleh Djoko Pekik. Penghargaan Life Time Achievement Art Award diberikan oleh Biennale sebagai wujud apresiasi terhadap dedikasi dan konsistensi Djoko Pekik di dunia seni rupa.
Saat menerima penghargaan, Djoko Pekik mengaku bahwa ini merupakan penghargaan ini merupakan bukti bahwa dirinya tidak pernah putus melukis selama hidupnya. Djoko Pekik menceritakan bahwa dia tidak pernah putus melukis sejak hingga umurnya yang ke 77 ini. Hanya saja Djoko Pekik mengaku dipaksa putus melukis selama delapan tahun kala dirinya dimasukkan ke dalam camp dan ditahan karena dituduh terlibat kegiatan Partai Komunis Indonesia (PKI) oleh penguasa Orde Baru.
“Sejak dulu saya tidak pernah putus melukis. Saya dipaksa putus melukis selama delapan tahun saat ditahan di dalam camp. Setelah keluar dari camp saya kembali melukis lagi. Padahal setelah keluar dari camp selama 20 tahun saya dibredel dan diawasi,” ungkap Djoko Pekik.
Bahkan dalam kondisi lapar dan tidak punya uang untuk membeli beras pun Djoko Pekik masih terus melukis dan tak pernah putus melukis.Djoko Pekik mengaku seandainya dia putus melukis tentu kondisinya tak akan sama seperti ini.
“Walaupun dulu sempat mencari uang dengan menjahit tapi saya tetap melukis. Saya gak punya uang dan gak punya beras saya tetap melukis. Saya jadi pelukis hingga usi 77 tahun ini karena sombong. Menurut saya seniman tidak akan hancur dilindas kekuasaan manapun! Saya juga terus melukis karena prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini. Inilah warisan orde baru. Warisannya adalah kapitalisme asing masuk ke Indonesia.Lalu menghabisi Indonesia,” jelas Djoko Pekik
Berita Terkait
- Peringati Hari Tarakanita, SMP Stella Duce Bersih-Bersih Malioboro
- Diklat OSIS, MaTsaMa Hasilkan Sejumlah Program Menarik
- Komunitas Jogja Darurat Logo ajak Desainer Jogja Sumbang Desain
- Warga Jogja Tuntut BAPPEDA Jogjakarta Transparan dalam Alokasi Biaya Rebranding Logo
- Pratikno Resmi Mengundurkan Diri dari Rektor UGM