Kampus
Bencana Lahirkan Kembali Semangat Gotong Royong di Jogja
Hujan abu letusan Gunung Kelud, Jumat (14/2) di Jogjakarta tidak hanya berdampak negatif. Menurut Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno ada dua sisi positif dari hujan abu yang turut dirasakan warga Jogjakarta. Hal positif yang pertama, katanya, bisa dilihat secara sosial. Hujan abu membuat semangat gotong royong di masyarakat modern timbul kembali.
“Sungguh kita terharu bagaimana masyarakat kita saling bantu membantu. Voluntarisme bangkit untuk menolong korban bencana, hal itu merupakan modal sosial yang sangat luar biasa,” katanya dalam pidato sambutan di acara wisuda program sarjana, Rabu (19/2).
Selain melahirkan kembali semangat gotong royong, fenomena erupsi atau gempa bumi yang marak terjadi sejak tujuh tahun terakhir juga memantik kreatifitas. Praktino mencontohkan banyaknya penemuan yang berfungsi minimalisir dampak fenomena alam seperti gempa bumi atau erupsi gunung berapi.
“Peneliti dari teknik sipil berhasil mengembangakan rumah tahan gempa. Alat deteksi risiko longsor yang diaplikasikan di Karanganyar, Banjarnegara dan Situbondo, awalnya membantu masyarakat agar bisa mendeteksi risiko longsor. Sekarang teknologi buatan UGM ini juga digunakan oleh industri geothermal, dan perusahana pertambangan multinasional di Indonesia dan juga alat ini digunakan di Myanmar dan di China,” katanya.