Jogjapedia
Dari Ciu Sampai Swansrai, Miras Tradisional yang Melegenda
Sejak dulu nusantara sudah punya tradisi minum minuman keras. Tak heran jika di sebagian daerah di nusantara punya minuman keras tradisionalnya masing-masing. Minuman keras tradisional warisan nenek moyang itu pun bertahan hingga sekarang. Berikut ini beberapa minuman keras tradisional yang masih bertahan di tengah gempuran miras impor.
Ciu
Ciu adalah minuman asli dari Jawa Tengah. Dari sekian banyak jenis ciu, jenis Bekonang adalah yang paling populer dan menjadi simbol perlawanan rakyat zaman dulu. Ciu Bekonang, yang mendapat pengaruh pembuatannya dari arak cina kerap dinikmati saat ada perayaan panen padi atau upacara besar zaman dulu. Ketika Belanda masuk ke Jawa dan membawa Jenever (minuman keras sejenis GIN) sebagai representasi kelas, rakyat tak bergidik. Ciu tetap menjadi favorit rakyat dalam merayakan hari besar sekalipun para bangsawan mulai mencoba Janever dan mengenalkannya pada rakyat.
Lapen
Warga Jogja pasti sudah akrab sekali dengan jenis minuman yang satu ini. Dibuat dengan campuran alkohol dan 15 liter air mineral ditambah gula dan pemanis lainnya lalu didiamkan selama 12 jam. Para pembeli biasanya mencampurkannya dengan bahan lain yang cukup ekstrim. Misalnya sabun atau bahan lainnya.
Arak Bali
Arak bali merupakan minuman keras hasil fermentasi sari kelapa dan buah-buahan lain. Arak Bali sering digunakan dalam upacara-upacara adat. Dalam upacara menghormati para dewa, arak akan dituangkan ke daun pisang yang sudah dibentuk seperti tangkup lalu diarak dan dicipratkan dengan bantuan sebuah bung. Arak Bali juga mengundang rasa penasaran wisatawan. Slank, bahkan menggambarkan rasa arak bali dalam lagu Bali Bagus.
Sopi
Sopi adalah miras tradisional Maluku. Banyak yang bilang rasanya mirip vodka. Sopi terbuat dari fermentasi dari pohon aren yang ditambahi bubuk akar Husor lalu disuling dengan bambu.
Tuak Medan
Tuak yang berasal dari Toba, Sumatera Utara ini dibuat dari pohon bagot (enau). Tnadan pohon ini didiamkan selama berminggu-minggu lalu dipotong mayangnya. Potongan tandan dibungkus dengan daun sirih atau keladi lalu didiamkan selama beberapa hari untuk mengeluarkan air yang akan jadi tuak. Rasanya manis dan sedikit asam. Bagi perempuan Toba zaman dulu minuman ini kerap dikonsumsi untuk memperlancar ASI.
Sagoer Manado
Sebagian orang menyebutnya dengan Sagoer. Ada pula yang menyebutnya dengan cap tikus. Minuman dari hasil sadapan pohon enau ini biasanya mengandung kadar alkohol yang kecil. Zaman dulu para petani kerap meminumnya untuk menambah darah agar bersemangat menggarap sawah.
Swansrai/Milo
Swansrai atau Milo merupakan miras tradisional khas Papua. Swansrai dibuat dari pohon kelapa sudah tua. Diambil air nira dari bakal buahnya lalu di fermentasi.