Home » Berita, Jogja » Empat Alasan Pedagang Sunmor UGM Menolak Relokasi

Relokasi Sunmor

Empat Alasan Pedagang Sunmor UGM Menolak Relokasi



ketua paguyuban pedagang Sunmor, Desi Triyanto saat konsolidasi pedagang di Lembah UGM, Kamis (202) siang (Foto: Cahyo PE)

Direlokasinya para pedagang Sunday Morning (Sunmor) UGM dari Jalan Notonagoro-Jalan Olahraga ke Jalan Lingkar Timur UGM terus menuai penolakan dari para pedagang. Melalui Himpunan Pedagang (Himpa) Sunmor UGM, para pedagang ini bersatu dan menolak relokasi yang dilakukan oleh pihak UGM. Menurut Himpa Sunmor UGM sedikitnya ada empat alasan kuat kenapa Sunmor harus dikembalikan kembali ke Jalan Notonagoro-Jalan Olahraga. Keempat alasan tersebut disampaikan Himpa Sunmor melalui selebaran yang diterima beritajogja.co.id, Kamis (20/2) yang lalu. Berikut empat alasan penolakan relokasi versi para pedagang Sunmor:

1. Pendapatan Pedagang Sunmor Terus Menurun

Semenjak dipindah ke Jalan Lingkar Timur UGM, para pedagang Sunmor terus mengalami kerugian. Jalan Lingkar Timur dianggap situasinya tidak kondusif untuk berjualan karena sempitnya badan jalan. Akibat situasi yang tidak kondusif untuk berdagang, para pedagang mengalami penurunan omset penjualan secara drastis.

2. Sultan Ground Bukan Hanya Milik UGM tapi Milik Rakyat

Status tanah UGM yang berstatus Sultan Ground membuat para pedagang Sunmor menganggap mereka memiliki hak untuk berjualan di sana. Para pedagang ini beralasan bahwa mereka hanya meminta waktu sekali selama seminggu dengan durasi waktu 5 jam untuk berdagang. Para pedagang beranggapan bahwa hal tersebut tidaklah merugikan UGM.

3. Sunmor Ciri Khas UGM Sebagai Kampus Kerakyatan

Para pedagang beranggapan bahwa Sunmor merupakan salah satu ciri khas UGM sebagai kampus kerakyatan. Pasalnya, Sunmor dianggap telah memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Selama sehari Sunmor digelar, para pedagang mengklaim ada sekitar 784 pedagang, puluhan tukang parkir, ratusan pekerja dan sekitar 25.000 pengunjung yang menggantungkan hidupnya di Sunmor. Banyaknya elemen masyarakat yang menggantungkan hidup dari Sunmor diharapkan bisa menjadi pertimbangan khusus bagi UGM untuk tidak merelokasi para pedagang Sunmor. Terlebih lagi para pedagang Sunmor ini mengatakan bahwa sudah hampir selama 18 tahun mereka berjualan di UGM.

4. Sunmor Merupakan Aset Wisata Bagi Jogjakarta

Jogjakarta selama ini terkenal sebagai salah satu kota yang mengandalkan ekonomi kreatif kerakyatan dalam pembangunan ekonominya. Hal ini dianggap para pedagang sejalan dengan semangat yang diusung oleh Sunmor. Sebab, di Sunmor hampir semua barang yang diperjualbelikan merupakan hasil dari ekonomi kreatif.

Facebook Twitter Share on Google+