Haul Romo Mangun
4 Peristiwa Menegangkan yang Dirasakan Romo Mangun Saat Menangani Kasus Kedung Ombo
Memperingati haul ke 15 meninggalnya Romo Mangun, sekitar 19 orang perwakilan warga dari Kedung Ombo mendatangi Seminari Kentungan untuk turut memeringatinya. Kehadiran warga Kedung Ombo ini untuk turut berziarah dan mendoakan Romo Mangun yang meninggal pada 10 Februari 1999 yang lalu. Saat ditemui oleh beritajogja.co.id beberapa warga ini menceritakan beberapa peristiwa menegangkan saat budayawan bernama lengkap Yusuf Bilyarta Mangunwijaya ini membantu mengadvokasi warga Kedung Ombo, Boyolali, pada tahun 1989.
1. Bersembunyi di Tengah Waduk Kedung Ombo Selama Seminggu
Perjuangan Romo Mangun untuk membantu para warga Kedung Ombo yang akan digusur demi perluasan Waduk Kedung Ombo tidaklah main-main. Saat itu, kekuasaan Orde Baru yang masih memegang kekuasaan berulang kali “memburu” Romo Mangun. Kehadiran Romo Mangun selalu dicari oleh aparat ketika itu.
Bahkan Romo Mangun pernah harus bersembunyi di tengah waduk sendirian. Menurut penuturan Wagimin salah seorang warga Klewor, Kedung Ombo, ketika itu Romo Mangun bersembunyi di tengah waduk dengan menggunakan kapal. Selama seminggu Romo Mangun berada di kapal tersebut.
“Saat itu Romo dicari oleh banyak orang. Waktu itu sekitar tahun 1989. Romo pun harus bersembunyi di tengah waduk selama seminggu. Setelah keadaan mulai tenang, Romo baru kembali lagi ke darat. Kalau Romo sampai ketangkap waktu itu, mungkin sudah didor oleh aparat,” ujar Wagimin saat ditemui dalam acara Haul Romo Mangun.
Selama seminggu di tengah waduk, menurut Wagimin, makanan dan minuman untuk Romo Mangun dikirimkan secara diam-diam oleh warga secara bergantian.
2. Ditangkap Aparat Saat Mengantarkan Bantuan Kemanusiaan untuk Kedung Ombo
Di tahun 1989, ketika itu tak banyak orang yang berani membantu warga Kedung Ombo. Romo Mangun ketika itu dengan berani menghimpun bantuan kemanusiaan untuk para warga Kedung Ombo hingga sebanyak dua truk, yang didapatnya dari Jogja dan Solo.
Indro, salah seorang aktivis dan warga penolakan penggusuran Kedung Ombo, bercerita iring-iringan bantuan untuk warga Kedung Ombo tersebut sempat berkejar-kejaran dengan aparat. Setelah melalui kejar-kejaran, dua truk bantuan itu akhirnya berhasil dihentikan di daerah .
“Saat iringan bantuan ditangkap oleh aparat, Romo Mangun ketika itu sempat ditahan oleh aparat. Romo Mangun sempat diinterogasi oleh kepala koramil waktu itu. Hanya saja, Romo kemudian dilepas oleh kepala koramil tersebut. Soalnya kepala koramilnya waktu itu orang Katholik, jadi mungkin segan mau menahan Romo,” cerita Indro.
3. Demi Keselamatan Diri, Romo Mangun Selalu Berpindah-pindah Tempat
Aktifitas Romo Mangun dalam membantu warga Kedung Ombo membuatnya kerap menjadi incaran aparat. Wagimin, salah seorang warga Kedung Ombo, menceritakan demi menjaga keselamatan dirinya, Romo Mangun harus berpindah-pindah tempat untuk tidur dan tak pernah menetap di tempat yang sama selama lebih dari sehari.
“Romo kalau tidur selalu berpindah-pindah. Semalam di kampung ini lalu malam berikutnya pindah kampung. Selalu seperti itu. Romo dulu banyak dicari oleh aparat karena turut membantu warga Kedung Ombo,” jelas Wagimin.
4. Mengantarkan Bantuan Mulai Lewat Darat Sampai Perairan
Setelah tertangkap saat mengirimkan bantuan, Romo Mangun pun mengganti strategi pengiriman bantuan. Jika sebelumnya pengiriman bantuan menggunakan jalur darat kemudian diganti menggunakan kapal.
Berdasarkan pengakuan Indro, yang juga merupakan salah seorang warga Kedung Ombo, Romo Mangun kerap ikut mengirim bantuan secara langsung ke warga Kedung Ombo melalui jalur kapal. Sebelum sampai ke jalur kapal, Romo Mangun harus melewati hutan terlebih dahulu.
“Beberapa kali saya mengantarkan Romo Mangun untuk mengantarkan bantuan dengan jip saya. Kemudian di belakangnya baru iring-iringan bantuan. Saat mengantarkan bantuan kami harus kucing-kucingan dengan aparat. Kemudian bantuan itu diantarkan dengan kapal. Biasanya kami mengantarnya malam hari untuk menghindari pantauan aparat. Setiap jalur dijaga oleh aparat,” tambah Indro.