Jogjapedia
Di Dusun Kasuran, Sleman, Anda Dilarang Tidur di Atas Kasur
Dusun Kasuran yang terletak di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman ini bisa jadi merupakan salah satu tempat yang “wajib” dikunjungi jika Anda berkunjung ke Jogjakarta. “Syarat”-nya hanya satu: Anda hanya tak boleh tidur dengan menggunakan kasur. Lho?
Tidur tanpa kasur memang sudah menjadi kebiasaan turun temurun warga dusun yang memiliki luas sekitar 17 hektare ini. Para penduduk yang berjumlah 618 jiwa (dengan 68 kepala keluarga) ini percaya, jika mereka melanggar kebiasaan tersebut, maka akibatnya akan sangat buruk.
Ada banyak kisah mengenai hal tersebut. Konon, salah satu kisah yang paling mengerikan pernah terjadi pada beberapa tahun lalu. Syahdan, sebuah keluarga pernah memperkerjakan seorang asisten rumah tangga di rumahnya.Tak lupa, si asisten rumah tangga tersebut juga sudah diberi peringatan sejak awal oleh majikannya agar jangan pernah tidur di atas.
Pada mulanya semua berlangsung lancar. Tapi si asisten lama-kelamaan merasa tak nyaman lantaran harus tidur hanya beralaskan tikar atau dipan. Maka ia pun membeli kasur di pasar untuk dipakainya tidur di malam harinya. Singkat cerita, malam pun tiba, si asisten rumah tangga sudah asik rebahan di atas kasur barunya tadi.
Akan tetapi, baru sekitar dua jam tidur di atas kasur tersebut, sebuah kejadian di luar nalar terjadi: mendadak si asisten beserta kasurnya melayang hingga membentur langit-langit atap kamar dan menempel di sana! Ia pun berteriak sekencang mungkin hingga membangunkan seisi rumah.
Sang majikan yang mengetahui hal tersebut lalu memanggil orang “pintar” untuk menurunkan si asisten rumah tangganya. Setelah memakan waktu nyaris satu jam, orang “pintar” tersebut akhirnya berhasil menurunkannya. Selang beberapa hari kemudian, si asisten pun memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Pertanyaannya kemudian: dari mana asal mula “kutukan” tidur di atas kasur di Dusun Kasuran ini?
Berdasarkan cerita, konon larangan ini muncul pada saat Sunan Kalijaga singgah di Dusun Kasuran. Penyebar Islam pada zaman Kerajaan Demak itu mampir di kawasan Grogol, tidak jauh dari Kasuran, saat waktu Duhur. Ketika akan berwudu, dia tidak menemukan air. Lantas, Sunan Kalijaga menghantamkan tongkatnya ke tanah dan secara ajaib air keluar dari tanah. Mata air tersebut lalu dinamakan Tuksibeduk.
Sesudah shalat, sang sunan yang merasa lelah meminta pada sesepuh Dusun Kasuran, Kiai dan Nyai Kasur, untuk menyediakan kasur buat beristirahat sejenak. Setelah terbangun dengan kondisi yang lebih segar, sunan pamit pulang. Sebelumnya, ia berpesan pada Kiai dan Nyai Kasur agar menyuruh penduduknya untuk tidak bermalas-malasan, apalagi tidur di kasur.
Entah bagaimana kelanjutannya lebih detailnya, yang jelas, sejak saat itu seluruh penduduk Dusun Kasuran memegang erat kepercayaan tersebut. Mereka tidak pernah tidur di kasur. Para penduduk pun sudah paham konsekuensinya jika melanggar kepercayaan tersebut.
Uniknya, kendati kepercayaan untuk tidak tidur di atas kasur tersebut sudah sedemikian dipercayanya, masih saja ada beberapa penjual kasur yang berseliweran di Dusun Kasuran.
Disarikan dari berbagai sumber