Jogja Kita
Sejuta Kenangan di Seragam Sekolah
Harta manusia yang berharga setelah kesehatan adalah ingatan. Ingatan bagi seseorang, dalam kerangka pemikiran Tulving, psikolog, terbagi menjadi dua yaitu ingatan episodik dan semantik. Episodik adalah ingatan akan peristiwa sedangkan semantik adalah ingatan akan fakta. Keduanya, menurut Tulving, saling berhubungan. Mengingat peristiwa adalah sama halnya mengingat fakta, pun sebaliknya.
Salah satu contoh bentuk hubungan ingatan tersebut adalah coret-coret seragam sekolah yang kerap dilakukan pelajar paska kelulusan. Sebagian pengamat pendidikan menilai bahwa kegiatan ini sia-sia. Lebih baik menyumbangkan seragam sekolah ke orang yang tidak mampu. Namun, bagi sejumah pelajar, kegiatan ini adalah segalanya. Kegiatan ini adalah usaha pengingat fakta dan peristiwa selama tiga tahun di sekolah.
“Masa-masa sekolah itu segalanya. Coret-coret setelah lulus di baju sekolah itu upaya untuk mengenang teman-teman dan peristiwa-peristiwa di sekolah. Bareng teman, guru, karyawan, satpam, pokoknya nggak ada maksud buruk,” kata Dekha, alumni SMA 3 Jogjakarta ketika ditemui di kampusnya.
Krishna, Sekretaris KNPI Kota Jogja menilai bahwa coret-coret baju sekolah dengan tanda tangan teman-teman adalah hal wajar dan biasa. Sebab, baginya, dari sana pelajar akan selalu ingat teman, sekolah, dan peristiwa yang lainnya.
“Di seragam sekolah itu ada cinta. Ada kasih sayang yang tertanam dari tanda tangan teman-teman. Juga sebagai pengingat masa-masa sekolah. Tapi, setelah coret-coret, jangan lupa sumbangin baju ke teman yang tidak mampu,” ujarnya yang ditemui di Sekretariat KNPI.