Kampus
Sejarawan UGM: Rokok Kretek Warisan Budaya
Rokok kerap dipandang buruk oleh sebagian masyarakat. Rokok, dalam realitas kekinian, menjadi musuh besar dunia kesehatan dan korporasi farmasi karena zat-zat yang dianggap berbahaya bagi tubuh. Namun, dari sekian banyak persepsi negatif, rokok merupakan bagian sejarah dan turut membangun perekonomian warga.
Seperti yang dikemukaka sejarawan UGM, Dr. Sri Margana, M.Phil bahwa industri kretek jadi salah satu penyelamat ekonomi warga di zaman kolonial. Sewaktu industri kretek Belanda hancur pada 1930-an, usaha kretek kecil milik pribumi malah berkembang.
“Tapi kita tidak akan menemukan orang pribumi menjadi direktur perusahaan-perusahaan besar saat itu,” kata Margana dalam peluncurkan buku yang ditulisnya, Kretek Indonesia dari Nasionalisme hingga Warisan Budaya di Ruang Seminar Perpustakaan UGM, Kamis (27/3).
Kretek tidak hanya menjadi penopang ekonomi pribumi saja,tapi juga menjadi warisan budaya. Margana mengungkap bahwa kretek sebagai warisan budaya terdapat pada rasa dan aromanya yang khas masyarakat pribumi. “Keunikan proses inilah yang bisa mengkategorikan kretek sebagai warisan budaya. Apalagi ramuan dalam setiap merk diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.