Jogjapedia
Nyi Roro Kidul (Ternyata) Berasal dari Batak?
Dalam kosmologi (masyarakat) Jawa, Nyi Roro Kidul adalah sosok legenda yang keramat dan patut dijaga kesuciannya. Akan tetapi, bagaimana seandainya ada cerita yang mengatakan bahwa Nyi Roro Kidul merupakan keturunan etnis Batak?
Cerita tersebut terutang dalam buku yang ditulis oleh Sutan Parlindungan Tanjung berjudul “Nyi Roro Kidul keturunan Raja Batak”. Sutan Parlindungan menulis, pada mulanya salah seorang Raja Batak (Sibolga) memiliki dua orang putra, yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon.
Guru Tetea Bulan kemudian menikah dengan seorang perempuan bernama Si Boru Baso. Keduanya kemudian memiliki 10 orang anak, lima orang anak perempuan dan lima orang anak perempuan. Putri terakhir dari kedua pasangan inilah yang kemudian diyakini Sutan Parlindungan sebagai Nyi Roro Kidu. Namanya: Si Boru Biding Laut. Mengapa demikian?
Suatu ketika, Si Boru Biding Laut diajak oleh para saudara-saudaranya pergi ke salah satu pulau yang indah dengan menggunakan perahu. Pulau itu sangat sepi, tak berpenghuni sama sekali. Pun demikian, Si Boru Biding Laut tetap merasa senang. Ia pun bermain ke sekeliling pulau hingga akhirnya letih dan tertidur pulas di bawah pohon.
Ketika Si Boru Biding Laut tertidur tersebut, munculah niat iseng para saudaranya untuk meninggalkannya sendirian. Beberapa saat setelahnya, ia terbangun, dan betapa terkejutnya Si Boru Biding Laut mendapati dirinya sendirian di pulau itu. Ia lalu berlarian menuju pantai. Untung, masih ada sebuah perahu tertinggal di sana.
Dalam keadaan panik, Si Boru Biding Laut mencoba mencari perahu yang dinaiki para saudaranya, tetapi nihil. Sementara itu ombak di lautan tengah tinggi-tingginya. Si Boru Biding Laut yang tak mampu menguasai laju perahu akhirnya harus rela terdampar ke salah satu pulau di tanah Jawa.
Singkat cerita, seorang raja dari Jawa Timur tertarik dengan kecantikan Biding Laut dan segera mempersuntingnya. Mereka pun menikah dan berbahagia. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mahligai rumah tangga mereka perlahan terguncang. Puncaknya ketika ada yang memfitnah Si Boru Biding Laut berselingkuh dengan lelaki lain.
Ironisnya, sang raja tersebut mempercayai kabar burung tersebut. Merasa sakit hati, sang raja lalu mengusir sang istri, Si Boru Biding Laut, ke daerah Banten. Para prajuritnya telah dipersiapkan untuk mengantarkan Si Boru Biding Laut ke sana melalui jalur laut. Naas, di dalam perjalanan, kapal yang ditumpangi rombongan tersebut tenggelam.
Sejauh ini, belum ada yang melakukan riset ilmiah untuk membuktikan benar tidaknya cerita yang ditulis Sutan Parlindungan di atas. Oleh karenanya, banyak yang menganggap cerita tersebut hanyalah bentuk lain dari mitos Nyi Roro Kidul.
Sebelumnya, juga ada versi lain dari tanah Sunda mengenai mitos Nyi Roro Kidul. Dalam berbagai folklore Sunda, Nyi Roro Kidul disebut merupakan titisan dari Puteri Pajajaran yang bunuh diri ke Laut Selatan setelah di usir oleh keluarganya karena menderita penyakit kulit.
Sementara itu, ada juga yang menganggap bahwa Nyi Roro Kidul sejatinya adalah Ratu Bilqis, isteri Nabi Sulaiman. Di tempat berbeda, ada pula kisah yang bercerita bahwa Ratu Pantai Selatan ini tiada lain adalah Dewi Nawang Wulan yang pernah dipersunting oleh Jaka Tarub.