Kuliner
Gurihnya Bebek Goreng Pak Umar Plenteng Samas
Bagi penggemar masakan bebek maupun enthog, nama Pak Umar Plenteng bukanlah nama yang asing di telinga mereka. Rasa gurih, empuk dan bumbu yang meresap sampai ke tulang membuat bebek goreng Pak Umar Plenteng menjadi idola bagi pengunjungnya. Porsi bebek yang disajikan pun juga lebih besar dibandingkan di warung-warung lainnya.
Menurut Umar Mulyadi atau biasa disapa dengan Umar Plenteng, dirinya sudah berjualan bebek goreng sejak tahun 2000. Awalnya, pada tahun 1998, Umar Plentheng lebih dulu berjualan pecel lele. Kemudian baru di tahun 2000 dirinya mulai berjualan bebek goreng dan enthog. Umar Plenteng pertama kali berjualan bebek di sebelah barat Jembatan Merah yang berada di Jalan Jogja-Samas. Empat tahun berjualan di Jembatan Merah, Samas, warung bebek miliknya mulai ramai. Banyak pelanggan yang mulai mengenal dan mampir ke warung bebek tersebut.
“Waktu berjualan di Jembatan Merah Samas, warung mulai ramai. Warung saya mulai jadi pasarnya. Kemudian di tahun 2006 kemudian saya pindah warung ke rumah (lokasi warung saat ini). Waktu itu gempa bumi memporak porandakan Bantul. Lalu saya putuskan warungnya pindah ke rumah saja dan bertahan hingga saat ini,” terang Umar Plenteng kepada Beritajogja.co.id saat ditemui di warungnya, Jumat (28/3) yang lalu.
Rahasia dari kelezatan bebek goreng masakan bebek goreng Umar Plenteng adalah kedisiplinan dalam menyeleksi dan memilih bebek maupun bumbu-bumbu yang akan digunakannya dalam memasak. Selain itu, proses mengolah bebek hingga sampai digoreng pun turut menentukan kelezatan dan keempukan dari masakan yang akan disajikannya.
“Biasanya saya memilih bebek berumur dua hingga tiga tahun untuk saya masak. Tidak ada bumbu khusus yang dipakai. Standar saja kok bumbunya. Tapi bumbu yang digunakan diutamakan tanpa bahan pengawet. Di sini juga tidak menggunakan penyedap rasa atau michin. Semuanya tanpa bahan pengawet,” terang Umar Plenteng sambil memasak bebek goreng pesanan pelanggannya.
Umar Plenteng menambahkan bahwa proses membumbui bebek sebelum digorenglah yang menjadi kunci bebek masakannya bisa gurih, empuk dan bumbunya meresap hingga ke tulang. Bebek yang akan digoreng sebelumnya direbus dulu selama tiga hingga empat jam. Saat merebus, bebek diberi bumbu Bawang Merah, Kunir dan Jahe. Untuk merebus, Umar Plenteng lebih memilih menggunakan bara dari kayu atau arang, bukan kompor gas. Menurutnya, bara dari kayu lebih stabil panasnya dan mampu menimbulkan aroma yang khas dan berbeda jika dibandingkan dengan direbus menggunakan kompor gas. Setelahnya barulah bebek akan digoreng hingga kering saat ada pelanggan yang memesan.
Proses panjang menyajikan bebek tersebut membuat rasa bebek di warung Umar Plenteng berbeda dibandingkan dengan warung bebek lainnya. Hal ini diakui oleh Yoga Galih, salah seorang pengunjung di warung Umar Plenteng. “Lebih empuk dan bumbunya kerasa banget. Ukuran bebeknya juga lebih besar dibanding warung-warung lain. Sambal terasi ama sambal bawangnya juga enak, pedesnya pas,” ujar Yoga Galih yang tengah menikmati bebek goreng bersama beberapa orang kawannya.
Tertarik untuk mencoba bebek goreng di Pak Umar Plenteng? Warung bebek goreng Pak Umar Plenteng berada di Dusun Baran, Sanden, Bantul. Warung ini berada sekitar tiga kilometer sebelum obyek wisata Pantai Samas atau tepatnya berada di Jalan Jogja-Samas km 22.