Kampus
Pendekatan Seni untuk Penderita Autisme
Tim Universitas Sanata Dharma Jogjakarta membuat modul untuk anak penderita neurobiologis. Modul tersebut bernama Tiga Bulan Sinergi Intensif (Tilansis) dengan metode Serangkaian Karya Seni (Sekarni) sebagai pembelajaran verbal dan non verbal untuk penderita autisme.
Lima mahasiswa Sanata Dharma yang tergabung dalam tim tersebut adalah Lidwina Florentiana Sindoro (Psikologi 2012), Anis Okta Cahyaningrum (Manajemen 2011), Angelica Chrestella Famila (Sastra Inggris 2012), Matias Rio Meilano (Teknik Informatika 2013), dan Angga Dwi Putra (Psikologi 2013). Dengan pendekatan Sekarni mereka mencoba untuk membangun komunikasi dan kecerdasan emosi penderita neurobiologis melalui lagu, gambar, gerak, dan puisi.
Selain membuat modul dan program kerja untuk anak autis di SLB CMM, mereka juga memberikan kesempatan bagi teman-teman dari berbagai jurusan yang ingin ikut terlibat. Hal ini mendapat tanggapan positif dari sejumlah mahasiswa. Mereka antusias untuk mengenal lebih dekat dengan anak-anak autis di sana.
“Sebelum saya ikut program ini, saya merasa takut dengan anak-anak autis. Saya pikir mereka semua tidak terkontrol, tapi setelah mengikuti program ini, pikiran saya menjadi terbuka. Mereka semua luar biasa,” kata Maria, salah seorang mahasiswa yang ikut program bersama tim.
Berita Terkait
- Pratikno Resmi Mengundurkan Diri dari Rektor UGM
- Ibu Ervani Menangis Gara-Gara Curhat di Facebook Anaknya Dipenjara
- Kembali Berjualan, Pedagang Klithikan Bebas Retribusi Hingga Akhir November
- Curhat di Facebook, Seorang Ibu Rumah Tangga Dipolisikan
- Buruh di Jogja Berharap Jokowi Tidak Naikkan Harga BBM