Curhat Pembaca: Dipaksa Ayah Kuliah di Jogja

Tulisan ini dibuat setelah saya selesai menonton film Gita Cinta dari SMA. Sebuah film lama, dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman yang bercerita tentang percintaan remaja. Kisahnya jauh berbeda dengan FTV yang rata-rata mengisahkan percintaan dengan akhir bahagia. Gita Cinta dari SMA malah berakhir tragis. Galih dan Ratna, dua tokoh utama ini di akhir cerita film harus berpisah. Ratna mengikuti perintah orang tuanya kuliah di luar kota meninggalkan Galih.

Kisah mereka berdua mungkin bakal tereinkarnasi dalam diri saya. Soalnya, Ayah sudah mewanti-wanti agar melanjutkan kuliah di Jogja setelah lulus nanti. Padahal, saya punya seorang pacar yang sangat mencintai saya. Kami bersama sejak kelas 1 SMA. Setiap hari ketemu, makan bareng pas istirahat, jalan ke depan gerbang setelah lonceng pulang bunyi, telpon-telponan sebelum tidur, dan saling mengingatkan untuk shalat ketika adzan. Dia jago basket, musik, dan nulis. Kemampuannya membuatnya jadi salah satu orang yang terkenal di sekolah. Beda dengan saya yang biasa-biasa saja. Tapi, meski saya nggak punya otak dan skill seperti dia, dan wajah saya juga nggak terlalu cantik, dia nggak pernah malu. Malah dia bangga jadi pacar saya.

Sebelum UN, dia bilang kalau nggak mau pisah. Dia mau kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Pekanbaru agar dekat dengan saya. Waktu dia bilang begitu, saya teringat pesan Ayah. Tapi saya nggak berani bicara terus terang soal pesan ayah saya. Saya takut dia kecewa. Saya juga takut berpisah. Tapi saya juga takut untuk bilang ke ayah kalau saya enggan kuliah di Jogja. Jika Ratna berani mengambil sikap dengan menuruti orang tua lalu meninggalkan Galih lewat salam perpisahan di sepucuk surat, saya malah sebaliknya. Saya bingung dan tidak bisa mengambil keputusan apa-apa. Saya takut menyakiti pacar sekaligus takut mengecewakan orang tua.

Apa yang harus saya lakukan?

IN

Pekanbaru