Pilpres 2014
Jokowi-JK, PDIP, dan Koalisi Bisa Dikalahkan Televisi
PDIP memenangi Pemilu 2014. Partai berlambang banteng dengan moncong putih ini pun dengan gampang menjadi magnet bagi partai lain. Sejumlah partai seperti PKB, Nasdem, dan Hanura menempel di PDIP. Mereka turut mendukung partai pimpinan Megawati Soekarnoputri mengusung Jokowi sebagai presiden. Terlebih lagi pihak Mega terpikat dengan JK yang mendapat elektabilitas tinggi di sejumlah survei media. Pasangan Jokowi-JK bersama sejumlah partai koalisi diprediksi akan memenangi pilpres satu putaran.
Keberhasilan PDIP bersama Jokowi di 2014 ini mengingatkan sejumlah pihak pada satu dekade lalu, saat mereka memenangi pemilu dan mengusung Mega sebagai Capres. Saat itu juga PDIP mengantongi banyak suara dari sejumlah partai koalisi. Namun, pada akhirnya Mega gagal jadi Presiden. Ahmad Ghozi, dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jogjakarta membeberkan alasannya.
“Ini semua karena iklan politik di televisi. Waktu itu ada sebuah iklan yang memotong arus politik. Iklan itu menggambarkan keluh masyarakat yangseperti salah coblos partai. Namun dalam dialog selanjutnya ada seperti tekanan bahwa boleh berbeda partai, namun presidennya tetap SBY-JK,” paparnya saat ditemui di UNY, beberapa waktu lalu.
Keberhasilan TV memotong arus politik saat itu sesuai dengan sifatnya yang menghegemoni. Apalagi TV swasta yang saat ini berada di bawah pemilik yang rata-rata terjun ke politik. Fajar Jumaidi, Dosen Komunikasi UMY, mengatakan bahwa masuknya pemilik TV ke dalam politik memungkinkan adanya hegemoni yang makin massif dibanding puluhan tahun lalu.
“TV bersifat oposisional reading dan negosiasi reading. TV mampu bernegosiasi dengan masyarakat atas semua tayangannya. Masyarakat Indonesia masih reaktif dan mudah terhegemoni,” katanya.
Tentang kemungkinan terulangnya pemotongan arus serupa di pilpres tahun ini, Ahmad Gozy mengatakan itu bisa saja terjadi. Sebab, sama dengan alasan sebelumnya, bahwa siapa yang menguasai TV, ia akan cepat menghegemoni masyarakat. “Bukan cuma iklan, tapi juga simbol-simbol yang ada di sinetron dan film lainnya,” katanya.