Home » Berita, Jogja » Aksi Kekerasan Marak, Jogja City of Tolerance Dipertanyakan

Intoleransi

Aksi Kekerasan Marak, Jogja City of Tolerance Dipertanyakan



beritajogja.co.id

ilustrasi kekerasan pelajar di Kota Jogja yang mengalami peningkatan di tahun 2013 (doc:istimewa)

Paska peristiwa perusakan rumah Direktur Galang Press, Julius Felicianus, yang terjadi Kamis (29/5) malam, sejumlah organisasi keagamaan dan lintas agama mengecam tindakan biadab tersebut. Pasalnya perusakan dilakukan ketika pihak keluarga Julius tengah sedang menggelar doa rosario bersama dalam rangka bulan Maria.

Ketua Pemuda Katolik Jogjakarta, Ign. Ganjar Tri Hantoro, mengatakan bahwa aksi perusakan tersebut melukai nilai-nilai keberagaman dan toleransi yang selama ini di junjung tinggi di Jogjakarta. “Kita hidup di negara pancasila, yang mengakui keberagaman dengan Bhinneka Tunggal Ika, tapi kini sudah dikoyak-koyak dengan penyerangan terhadap umat katolik yang sedang beribadah,” kata Ganjar pada wartawan, Jumat (30/5).

Ganjar juga menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya, kekerasan tersebut terjadi di Jogjakarta yang selama ini dikenal orang sebagai city of tolerance.

“Sangat disayangkan peristiwa ini terjadi di Jogja, kita disebut-sebut sebagai kota toleransi, tapi fakta justru intoleran,” tambah Ganjar.

Selain Ganjar, Sekretaris Presidium Forum Pemuda Kerukunan Umat Beragama (FPKUB), Dikson Ringo, turut mengecam penyerangan tersebut. Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan bentuk pengingkaran terhadap keberagaman dan Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dikson juga menuntut Kapolda Jogja menegakan hukum dengan menangkap pelaku dan pihak-pihak yang terlibat.

“Pihak kepolisian harus segera menyelesaikan, pelaku sudah satu tertangkap, tinggal dikembangkan,” pungkas Dikson.

 

Facebook Twitter Share on Google+