Intoleransi
Disetrum Stun Gun, Korban Perusakan Rumah Direktur Galang Press Trauma
Aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang di rumah Direktur Galang Press, Julius Felicianus, Kamis (29/5) malam membuat tiga orang luka termasuk pemilik rumah Julius. Kedua orang lainnya, Nurwahid dan anaknya yang baru berusia delapan tahun merasakan trauma. Saat kejadian, Nurwahid bersama anaknya sedang berada di teras rumah. Saat dilempari batu oleh pelaku perusakan, ia langsung mendekap anaknya.
Menurut ketua Komnas HAM, Siti Noor Laela, kejadian tersebut membuat Nurwahid trauma. Ditambah lagi saat itu dia dan anaknya disetrum dengan stun gun. Nurwahid sendiri menderita luka di hidung, dahi, dan kepala belakang akibat lemparan batu. Sementara itu anaknya menderita luka pada tangan akibat disetrum dan Julius sendiri luka di bagian kepala dan tulang bahu patah.
“Saya tadi menjenguk korban, mereka masih trauma terutama Nurwahid dan anaknya, saat kejadian mereka dilempari batu dan disetrum. Ia juga mengkhawatirkan istrinya dan takut ada penyerangan lagi” kata Noor Laela, saat menggelar jumpa pers di sebuah kafe bilangan Seturan, Jogjakarta, Jumat (30/5) malam.
Dalam kasus ini Komnas HAM menyesalkan ketidakhadiran negara dalam perlindungan warga negara. Negara dianggap telah gagal melakukan perlindungan terhadap warganya, padahal mereka berada di dalam rumah yang merupakan tempat berlindung. “Ini pelanggaran terhadap undang-undang, kebebasan memilih dan menjalankan agama dirampas dengan penyerangan, padahal negara menjamin itu,” tambah Noor Laela.
Berita Terkait
- Warga Pangukan Ultimatum Pemkab Sleman Robohkan Bangunan Gereja
- Datang ke Sleman, Dirjen Kesbangpol Tanya Kasus Intoleransi
- Laporkan Pemilik Gereja ke Polda, Warga Pangukan Bantah Lakukan Kekerasan
- Datangi Rumah Julius, Massa Berjubah Mau Ambil Burung
- Rumah Direktur Galangpress Diserang Puluhan Orang dengan Batu dan Pentungan