Jogjapedia
Pantai yang Belum Selesai di Gunungkidul
Dalam beberapa tahun terakhir kawasan Gunungkidul tengah naik daun di dunia pariwisata Indonesia. Sebabnya adalah kawasan basin tersebut memiliki banyak tempat wisata alam baru yang yang menyedapkan mata. Wisata pantai contohnya. Setelah Baron, Krakal, Indrayanti, dan Siung, giliran Pok Tunggal dan Jogan yang tengah jadi primadona.
Keduanya mulai dikenal ketika media beramai-ramai menyebut mereka sebagai wisata pantai yang tersembunyi. Predikat sebagai wisata yang tersembunyi itu bukan tanpa alasan. Pok Tunggal dan Jogan bisa ditemukan balik semak perbukitan yang dikelilingi pohon jati. Jalan menuju ke sana juga belum beraspal. Meski demikian banyak wisatawan asing maupun lokal yang mendatanginya karena penasaran dengan keindahan yang ditawarkan pantai tersebut.
“Saya baru saja dari Bali dan datang ke sini setelah mengetahuinya dari Internet. Pantainya bagus, dan maaf, lebih bagus di sini daripada Kuta,” kata Helson, wisatawan asal Australia ketika ditemui di Pantai Pok Tunggal, Kamis (15/5) kemarin.
Kawasan selatan Gunungkidul pada mulanya adalah dasar laut. Proses tektonik membuat dasar laut terangkat, tenggelam, kemudian terangkat lagi hingga menjadi dataran selatan. Buktinya adalah jenis batuan karang yang mendominasi daerah pesisir selatan. Di sejumlah pantai hasil pengangkatan itu makin jelas terlihat. Tebing di sekitar pantai menamapakkan daratan yang patah ketika terjadi pengangkatan.
Pantai Jogan punya banyak karang yang terjadi karena proses pengangkatan daratan. Pantai ini tak punya pasir putih seperti yang lainnya. Kita harus menuruni karang kalau mau ke daerah pasang. Di tebing patahan meluncur air terjun yang normalnya terdapat di daerah hulu. Cekungan kecil bersama batuan karang di kawasan pasang ini menjadi pertemuan antara air asin dari laut dan tawar dari air terjun.
Sedangkan Pok Tunggal diapit oleh dua bukit. Di pasir putihnya berdiri sejumlah batuan karang besar. Airnya jernih dan terlihat berwarna biru. Di sekitarnya sudah banyak kedai yang buka. Mereka menawarkan makanan dan minuman instant juga menu olahan ikan. Masuk ke pantai ini Anda tidak akan ditarik retribusi, melainkan hanya sumbangan sukarela.
Sakim, salah seorang pengelola pantai yang juga warga sekitar menceritakan awal mula dibukanya pantai Pok Tunggal. Dari cerita Sakim, pantai ini mulai dibuka sekitar dua tahun lalu. Sebelumnya, pantai ini tersembunyi dari hutan jati dari jalan utama menuju kawasan pantai di pesisir Gunungkidul. Warga melihat bahwa pantai ini punya potensi besar untuk dijadikan kawasan wisata.
Melihat potensi itu mereka segera berembuk dan gotongroyong membabat hutan agar orang-orang bisa masuk ke pantai ini. Wisatawan hanya ditarik uang seikhlasnya. Uang itu akan digunakan mereka untuk pengembangan pantai. “Kami mati-matian membersihkan pantai ini dari pohon-pohon agar bisa dinikmati. Warung yang berdiri di sini juga bukan tanpa perjuangan, kami harus menyingkirkan sejumlah batuan karang,” cerita Sakim.
Pantai yang sudah bersih dari pepohonan akhirnya mulai dikunjungi wisatawan. Namun, usaha mereka mengembangkan pantai masih belum selesai. Akses menuju pantai Pok Tunggal dan Jogan belum beraspal dan tanpa penerangan. Padahal, jalan menuju ke pantai ini sempit dan licin, terlebih lagi setelah turun hujan.Untuk penerangan di sekitar pantai saja, pengelola hanya bermodal genset agar wisatawan masih bisa menikmatinya.