Makaryo Laporkan Bupati Sleman ke Komnas HAM
Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) berencana akan melaporkan Bupati Sleman, Sri Purnomo ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Selain Sri Purnomo, Makaryo juga akan melaporkan Bupati Bantul Sri Surya Sudati dan Bupati Gunungkidul Badingah. Makaryo melaporkan ketiga Bupati tersebut karena tidak bisa memenuhi asas penghormatan, pemenuhan dan jaminan bagi warganya dalam menjalankan keyakinan yang dianutnya.
“Ada Intruksi Presiden (Inpres) tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) HAM yang wajib dijalankan oleh para Bupati maupun pemimpin daerah lainnya. Isi Inpres itu ada tiga yaitu penghormatan, pemenuhan dan jaminan bagi warga negara dalam memeluk keyakinannya. Apabila itu tidak dilaksanakan maka mereka melanggar Inpres tersebut,” ujar Koordinator Makaryo, Benny Susanto seusai menggelar jumpa pers di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogjakarta, Selasa (3/6) siang.
Makaryo menuding bahwa ketiga Bupati tersebut abai dalam memenuhi hak seseorang dalam memeluk keyakinannya. Selain itu ketiga Bupati tersebut juga dianggap melakukan tindakan pembiaran terhadap kelompok-kelompok yang melakukan tindakan intoleransi di wilayahnya.
“Kami akan melaporkan para Bupati tersebut ke Komnas HAM. Dalam waktu dekat ini akan kita kirimkan surat pengaduan resmi ke Komnas HAM via pengiriman pos,” pungkas Benny.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Makaryo, di bulan Mei hingga Juni 2014 sedikitnya terjadi enam kasus kekerasan di wilayah Sleman, Bantul maupun Gunungkidul. Di daerah Bantul pada bulan Mei terjadi aksi kekerasan pembubaran pertemuan kelompok Syiah. Di Gunungkidul pada bulan Mei terjadi kasus ancaman terhadap kegiatan Paskah Adisyuswa Gereja Kristen Jawa (GKJ).
Di wilayah Sleman tercatat tiga kasus kekerasan di bulan Mei dan Juni. Pertama adalah kasus kekerasan dan penyerangan kepada jamaah yang sedang berdoa bersama di Ngaglik. Kedua, kasus penyerangan terhadap Julius Felicianus, Direktur Galang Press dan terakhir adalah aksi penyerangan dan pengrusakan Gereja Pantekosta di Pangukan, Sleman pada awal Juni kemarin.
Berita Terkait
- Makaryo Rekomendasikan Kapolri Ganti Kapolda Jogjakarta
- Surati Kapolri, Komnas HAM Minta Polda Jogjakarta Dievaluasi
- Polisi Kejar Dua Preman Berjubah Pelaku Perusakan Rumah Julius
- LPSK Tawarkan Perlindungan Korban Kekerasan di Rumah Julius
- Polda Jogjakarta Bantah Lakukan Pembiaran dalam Kasus Intoleransi