NBL
Speedy NBL Indonesia: Sengatan Hangtuah, 1000 Point Prastawa, dan Block Wahyu Jati
Satu hari sebelum laga melawan ASPAC di Speedy NBL Indonesia Champioship Series di GOR UNY, Jumat (6/6) malam, Ary Sapto, Small Forward Hangtuah mengatakan bahwa mereka akan memberi kejutan pada Xaverius Prawiro dkk. Ary yakin bahwa keinginan yang kuat untuk tidak pulang lebih awal di Championship Series ditambah dengan kerjasama tim bakal menyulitkan ASPAC yang dihuni sejumlah pemain bintang.
“Lihat saja besok, kami akan beri kejutan buat ASPAC. Melawan tim yang penuh bintang seperti ASPAC bakal membutuhkan kerjasama tim. Jadi lihat saja besok kejutannya,” katanya pada jurnalis ketika menggelar jumpa pers di sebuah kafe kawasan Jalan Affandi, Kamis (5/6) sore.
Pernyataan Ary terbukti. Ketika menghadapi ASPAC di laga terakhir hari pertama Championship Series, Hangtuah benar-benar memberi kejutan pada ASPAC. Bahkan bukan hanya kejutan, tim besutan pelatih Tondi Raja Syailendra ini menyengat juara bertahan selama pertandingan.
Awal laga ASPAC menurunkan Andakara Prastawa (PG), Pringgo Regowo (PF), Ebrahim Enguio (SG), Xaverius Prawiro (SG), dan Ferdinand Damanik (C). Sementara itu Hangtuah menurunkan Orando Uneputty (PG), Ahmad Junaedi (SG), Prasetyo Putra (C), Mei Joni (SF), dan Frida Aris Susanto (PF).
Sengatan Hangtuah langsung terasa sejak quarter pertama. Dengan formasi penyerangan 2-3 mereka membuat zone defense ASPAC porak poranda. PG Huangtuah, Uneputty bersama Ahmad Junaedi kerap penetrasi ke dalam defense ASPAC dan melahirkan banyak fouls. Ferdinand Damanik juga kerap kalah duel dengan Ahmad atau Prasetyo Putra di bawah ring. Catatan rebound ASPAC yang cukup baik di regular series tak terlihat di Quarter pertama ini.
Sementara itu, ASPAC dengan formasi 3-2 yang kerap berubah cepat menjadi 4-1 tampak kesulitan menembus man to man Hangtuah.Siapa pun pemain ASPAC yang memegang bola, dihadang oleh dua pemain hangtuah. Xaverius dan Enguio kehilangan ruang tembak untuk melepaskan shooting 3 angka yang menjadi salah satu senjata ASPAC.
Masuk ke menit lima dengan kedudukan 9-10 untuk Hangtuah, Rastafari Horongbala memasukkan Thoyib. Dua menit kemudian giliran Rizky Effendy (SF) dan Oki Wira (SG) masuk menggantikan Xaverius dan Ebrahim. Namun ketiganya tidak membawa perubahan positif bagi ASPAC. Secara mengejutkan Hangtuah, yang tiga kali dihajar ASPAC di regular series kalah tiga setengah bola, 17-24 dari Hangtuah.
Quarter 2: Duel Big Man dalam High Stack Offense ASPAC
Rastafari masih mempertahankan komposisi pemain di awal quarter dua. Thoyip, yang belum fit paska sakit masih dipertahankan di tengah lapangan. Formasi penyerangan ASPAC juga belum berubah, 4-1 dengan Thoyip sendirian di dalam zone defense Hangtuah. Tugas berat menantinya: Offensive Rebound dari strategi high stack offensive ASPAC dengan menempatkan 2-3 pemain untuk melakukan tembakan tiga angka.
Thoyip kedodoran menghadapi tekanan Prasetyo Putra di bawah ring pertahanan Hangtuah. Pressure yang diberikan Putra efektif untuk menutup pergerakan Thoyib mengambil rebound. Syukurlah ASPAC punya pemain komplit seperti Prastawa. Pengatur serangan ASPAC ini membawa angin segar melalui tembakan tiga angkanya. Sementara itu Hangtuah tetap mengandalkan drive ke dalam zone defense ASPAC. Thoyib, kala serangan dan bertahan tampil buruk. Tiga menit quarter kedua, Hangtuah kerap memenangi rebound.
Kejar-kejaran poin terjadi di quarter ini. Xaverius kembali dimasukkan dan seolah mendapat ritme permainan. Begitu juga dengan Enguino. Ary Sapto juga dimasukkan oleh pelatih Hangtuah. Kejar-kejaran angka melalui high stack offense ASPAC melawan 3-2 drive offense hangtuah membuat emosi penonton menggila. Backsound NBL yang cukup nyaring dikalahkan teriakan penonton mendukung kedua tim. Ketika skor 26-26, Rastafari menarik keluar Thoyib yang kerap kalah duel dengan Prasetyo Putra atau Toni Sugiharto yang dimasukkan secara bergantian dengan Wahyu Hidayat Jati.
Wahyu yang berposisi PF diposisikan menjadi center oleh Rastafari. Ia berduel melawan Toni-Prasetyo dalam pertahanan atau penyerangan. Wahyu, dengan tinggi hanya 189 cm berhasil melawan pressure Toni-Prasetyo-Ahmad Junaedi yang rata-rata memiliki tinggi 192 cm. Offensive rebound menjadi milik ASPAC di quarter kedua ini. Sementara itu Prastawa-Xaverius-Rizky Effendy mulai nyaman dengan tembakan tiga angka. 47-35 untuk ASPAC.
Wahyu Jati, Kunci Kemenangan
ASPAC kembali kehilangan ritme permainan di quarter ketiga. Tiga menit quarter ketiga, mereka hanya bisa menambah dua poin. Uneputty makin menggila. Drive, drive, dan drive. Ketika gagal, masih ada Ary Sapto dan Ahmad Junaedi yang menunggu di bawah ring. Keuntungan dari strategi yang dipakai Hangtuah ini cukup besar. Drive Uneputty kerap menghasilkan free throw, sedangkan kalau gagal Ary-Ahmad siap rebound di bawah ring. Sayangnya Wahyu ditarik keluar oleh Rastafari.
Kejar-kejaran terus terjadi. Hangtuah tidak memberikan ASPAC kesempatan bernafas. Pertahanan ASPAC terus disengat dengan metode yang sama. Anehnya usaha Hangtuah berhasil mendulang poin. Dan meninggalkan ASPAC 57-49. Di saat yang mendebarkan seperti ini, Prastawa kembali menyelamatkan nafas ASPAC dengan lemparan tiga angkanya hingga membuat poin sama 57-57.
Di quarter terakhir Uneputty sudah tak segesit tiga quarter awal. Hangtuah menurunkan tempo serangan. Sementara itu Rastafari kembali memasukkan Wahyu dengan pola high stack offense. Tembakan tiga angka Prastawa makin hidup. 1000 point berhasil ia cetak selama berkiprah di NBL. Hal ini membuatnya makin menggila dan memimpin ASPAC mengantungi poin demi pon.
Pertandingan makin ketat ketika skor 83-83 tiga menit jelang bubaran. Tiga menit terakhir ini tampaknya Hangtuah sudah kehabisan kejutan untuk ASPAC. Defense tak seketat tiga quarter awal. Momen di mana Wahyu Jati memblock layup Praseto Putra jadi titik balik. Mental pemain Hangtuah jatuh. ASPAC tak mau kehilangan momen. Rastafari mengubah pola defense menjadi man to man. Para pemain Hangtuah makin kesulitan menembus defense, sementara itu ASPAC memperlebar poin 94-89 lewat tiga angka Andika Ramadhani. Skor akhir 97-89 untuk ASPAC.
Dalam laga ini Prastawa menjadi pemain yang mencetak poin tertinggi di kubu ASPAC, Pemain kelahiran 1992 ini mencetak 30 poin diikuti Xaverius Prawiro dengan 27 poin, dan Ebrahim Lopez dengan 14 poin. Sementara itu di kubu Huangtuah, Putra Prasetyo mencetak poin tertinggi yaitu 19 poin. Dengan kemenangan ini ASPAC akan menghadapi Pelita Jaya, Minggu (8/6) malam.