WNBL Championship Series
Maharani, Jenderal Sritex Dragon di Mata Pek King Dhay
Maharani Adhipuspitasari tampak kesakitan setelah memenangi rebound di area defense Sritex Dragon Solo di pertengahan quarter tiga saat menghadapi Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta, Selasa (10/6) malam. Wasit yang melihat Maharani langsung menghentikan laga . Dua orang dari Sritex Dragon berlari ke dalam lapangan lalu memapah Maharani ke bench.
Ia tidak bisa melanjutkan laga di lima menit quarter ketiga. Saat quarter keempat dimulai, Maharani terlihat tengah melakukan pemanasan. Ia masuk kembali di lima menit terakhir quarter empat. Sekitar dua menit di lapangan, Maharani kembali jatuh. Dua staff Sritex yang tadi memapahnya kembali masuk ke dalam lapangan lalu membawanya. Ia berada bangku cadangan, dengan wajah yang tampak menahan sakit sekaligus kecewa tak bisa melanjutkan pertandingan yang akhirnya dimenangkan Tomang Sakti.
“Dia memang punya cedera lama. Saya nggak mau ambil resiko untuk memaksanya kembali bermain di sisa waktu,” kata Pek Khing Dhay, pelatih Sritex yang ditemui usai laga.
Dengan membawa cedera lama yang baru kambuh saat melawan Tomang, Maharani kembali bermain kala Sritex memperebutkan tempat ketiga melawan Surabaya Fever, dua hari paska kambuhnya cedera. Syukurlah, selama laga, cederanya tidak begitu mengganggunya. Ia pun tampil luar biasa dalam laga. Maharani memimpin rekan-rekannya di lapangan. Ia juga disiplin dalam defense dan kerap membuka ruang dalam pola motion offense Sritex. Selama laga ketat yang akhirnya dimenangkan Sritex, Maharani mencetak 12 poin, sembilan rebounds, dan satu assist.
“Kemarin itu engkelnya kena. Terus tadi agak kerasa dikit sakitnya,” ujar Maharani ramah.
Pek King Dhay, yang sempat was-was dengan kondisi Jenderal lapangan Sritex Dragon ini angkat topi. Bagi legenda Bhineka Sritex ini, Maharani adalah pemain penting bagi Sritex Dragon. Pada beritajogja.co.id, Pek mengungkapkan alasannya.
“Maharani adalah pemain penting. Dia adalah pemain senior yang jadi teladan pemain muda di Sritex. Memang dia punya cedera lama dan kambuhan, tapi semua itu kalah dengan mentalnya. Dia pemain yang dewasa dan kedewasaannya itu membimbing rekan-rekannya di lapangan untuk menang. Basket bagi dia bukan sekedar strategi, tapi juga semangat,” katanya.
Kedewasaan Maharani, seperti yang dikemukakan Pek King Dhay, ternyata tak hanya dalam lapangan. Pemain timnas ini juga menunjukannya di luar lapangan. “Target ke depan banyak. Tapi yang paling penting adalah terus bersama Sritex mengembangkan para pemain muda. Sritex juga harus nambah banyak pemain muda,” katanya ketika ditanya apa targetnya ke depan.
Forward yang pernah menjadi Ketua Panitia DBL seri Jateng ini juga tampil impresif selama WNBL. Selama kariernya, pemain kelahiran Semarang, 14 Agustus 1986 ini telah bermain sebanyak 58 kali dan membukukan 323 poin, 167 rebounds, 70 steals, 13 block, dan 81 assists.