Seminar Membangun Kedaulatan Rakyat untuk Kemerdekaan Sejati
SM Merdeka Kritisi Mental Bangsa yang Korup
Persoalan kedaulatan bangsa Indonesia yang hingga kini belum tuntas mendapat perhatian dari sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Merdeka Nasional. Persoalan kedaulatan dinilai menjadi bagian penting untuk membangun Indonesia secara utuh. Berangkat dari kegelisahan tersebut, mereka menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Membangun Kedaulatan Rakyat untuk Kemerdekaan Sejati di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Rabu (18/6).
Menurut ketua SM Nasional, Ulhaq, apa yang mereka lakukan ini menjadi upaya untuk mengkritisi kondisi bangsa yang kian tak menentu.”Ditengah hiruk pikuk politik, kami memilih mengandangkan diri mengasah dan mengkritisi kondisi bangsa, menurut kami ini lebih penting dibanding bergelut dengan konstalasi politik jelang pilpres,” kata Ulhaq dalam sambutannya saat membuka seminar.
Sementara itu, Prof Dawam Rahardjo, Rektor Universitas Proklamasi 45 yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan kedaulatan. “Kalau bung Karno mengatakan kita harus berdaulat politik, berdikari ekonomi dan berkepribadian, itu yang harus kita lakukan untuk kemerdekaan sejati,” kata Dawam.
Secara sederhana Dawam memberikan contoh, kedaulatan yaitu pengambilan keputusan politik tanpa takut dengan asing. Mulai dari pembuatan undang-undang hingga keputusan politik lainnya yang berpihak pada rakyat.”Membuat undang-undang tanpa dipengaruhi kepentingan asing, selama ini kontrak sumber daya alam menguntungkan asing, negara hanya mendapat 1 persen, bagaimana mau berdaulat? Padahal kita yang punya,” jelasnya.
Selain itu persoalan ekonomi yang mandiri juga menjadi bagian penting untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati. Namun sayangnya, menurut Dawam, di Indonesia hal tersebut masih jauh dari harapan.”Ekonomi kita dikuasai asing, kita tergantung modal, teknologi, managemen, pemasaran asing, jadi apa yang berdikari?” lanjutnya.
Kegagalan ekonomi yang berdikari yaitu karena mental kepribadian yang bobrok. Dawam menilai mental bangsa Indonesia masih mental korup.”Kenapa kita gagal, karena mental kita korup, kita perlu revolusi mental,” tegas Dawam.
Berita Terkait
- Massa Jokowi dan Prabowo Bentrok Lima Kali Sehari di Jogja
- Pakar Ekonomi: Soal Pengelolaan SDA, Jokowi dan Prabowo Pengecut
- Ketua PWI Jogja: Salah Satu Tugas Wartawan adalah Edukasi
- Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Perusakan Bangunan Ibadah di Pangukan
- Garbhita Tuntut Ormas Anarkis dan Tidak Berazas Pancasila Dibubarkan